Owntalk.co.id – TAK terasa, pemilihan kepala daerah (pilkada) kembali akan digelar. Bukan sekarang, tapi nanti tahun 2024. Periode kepala daerah yang dilantik tahun 2020 yang lalu tidak sampai 4 tahun sebagai akibat pelaksanaan pilkada serentak nasional bulan November 2024.
Sebelum pilkada pada bulan November, akan didahului oleh pilpres dan pileg yang akan dilaksanakan bulan Februari 2024. Hasil pileg inilah yang nanti akan menjadi acuan untuk pilkada, karena syarat untuk mengusung calon kepala daerah yakni peraih 20 persen kursi (satu parpol atau berkoalisi) di DPRD.
Di Kepri, untuk pilkada provinsi (gubernur dan wakil gubernur), nama yang mulai disebut-sebut akan menantang gubernur incumbent H Ansar Ahmad adalah H Muhammad Rudi. Wali Kota Batam dan Kepala BP Batam itu diyakini akan maju dari Partai Nasdem bersama koalisi. Saat ini, istri HM Rudi, Hj Marlin Agustina adalah wakil gubernur mendampingi H Ansar Ahmad.
Besar kemungkinan, koalisi pengusung Ansar-Marlin tahun 2019 tidak akan meneruskan kerjasama mereka di 2024. Saat itu pasangan ini diusung oleh koalisi Golkar, Nasdem, dan beberapa partai. Soerya Respationo – Iman Sutiawan diusung PDIP, Gerindra, PKB, sementara Isdianto – Suryani didukung PKS, Hanura dan lain-lain.
Seperti ramai diketahui, hubungan antara Gubernur Ansar dengan Wagub Marlin sudah retak sejak awal. Hal itu dipicu oleh “perjanjian pranikah” yang diingkari. Pihak HM Rudi –suaminya wagub– menuding Ansar tidak komit dengan isi perjanjian. Sebaliknya, pihak Ansar menuduh pihak Rudi yang tidak komit.
Soal retaknya hubungan gubernur dan wakil gubernur serta pemicunya pernah ramai diberitakan media sejak awal pemerintahan Ansar-Marlin. Cari saja di google. Ini berimbas kepada Wagub Marlin yang merasa tidak mendapat porsi tugas secara proporsional hingga kini. Terakhir, hal ini pula yang memicu perubahan eskalasi menjelang Pilkada Batam (nanti akan ditulis dalam bagian lain).
Siapa wakil Ansar dan Rudi?
Ansar, selain gubernur petahana adalah mantan anggota DPR RI dan Bupati Bintan dua periode. Dia juga tercatat sebagai ketua dewan penasehat di DPD Partai Golkar Kepri. Sebelum Makruf Maulana, Ansar adalah ketuanya. Ketika pemilu legislatif tahun 2019, Ansar peraih suara terbanyak, diikuti Asman Abnur (PAN), Sturman Panjaitan (PDIP), dan Nyat Kadir (Nasdem).
Sementara HM Rudi selain Wali Kota Batam, adalah Kepala BP Batam, Ketua DPW Nasdem Kepri, dan Ketua Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kepri. Basis suara Rudi terbesar di Batam yang merupakan penduduk terbesar di Provinsi Kepri. Sementara Ansar basis suara terbesarnya ada di Pulau Bintan dan beberapa kabupaten di pesisir, minus Lingga dan Karimun.
Oleh karenanya, banyak prediksi bahwa Ansar akan mengambil wakil kelak dari Batam, sedangkan Rudi mengincar wakil dari Karimun atau Pulau Bintan. Bisa juga dari kabupaten pesisir (Natuna dan Anambas). Kecil kemungkinan Rudi akan menggandeng wakil dari Batam karena satu dapil istilahnya.
Nama-nama yang mulai sering disebut sebagai wakil Ansar nanti antara lain Ria Saptarika, Dharma Setiawan (DPD RI), bahkan Wawako Batam Amsakar Achmad. Bisa juga Suryani dari PKS. Sementara Rudi disebut-sebut sedang mempertimbangkan Aunur Rafik (Bupati Karimun), Iskandar (anggota DPRD Kepri, dapil Karimun dari PKS), atau M Harris (Bupati Anambas). Belakangan muncul nama mantan anggota DPD RI asal Karimun, yakni Hardi S Hood.
Akan tetapi, siapapun yang akan digandeng Ansar dan Rudi, tentu akan tergantung juga kepada perolehan suara partai pada pemilu legislatif tahun 2024 mendatang. Juga akan ditentukan oleh koalisi yang akan terbentuk kelak menjelang pilkada bulan November 2024. Atau bisa juga ada kader yang lompat pagar untuk memburu tiket pilkada. ***
Ditulis Oleh : Candra Ibrahim