Karimun, Owntalk.co.id – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Karimun menggelar acara “PII Karimun Goes to Campus” di Universitas Karimun (Unik), pada Sabtu 06/12/2025.
Acara yang dibuka langsung Wakil Bupati Karimun Rocky Marciano Bawole tidak hanya memberikan wawasan kepada mahasiswa, tetapi juga ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara PII Karimun dan Unik. MOU untuk Sinergi Pendidikan, Profesi, dan Industri.
Wakil Bupati Karimun Rocky Marciano Bawole dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menyoroti keberadaan Jurusan Tata Kota di Unik yang dinilai sangat penting bagi pembangunan daerah, namun saat ini peminatnya menurun.
“Ke depan, kebutuhan tenaga ahli tata kota di Karimun sangat besar. Namun peminatnya kini disebut menurun. Kami berharap PII dan Unik dapat berkoordinasi untuk mendorong kembali minat mahasiswa di jurusan ini,” ujar Rocky sebelum resmi membuka acara.
“Kerja sama Unik dan PII dapat mengoptimalkan kembali potensi jurusan tersebut dan mendorong lebih banyak mahasiswa memilih bidang yang sangat dibutuhkan tersebut,” tambahnya.
Rocky berharap penandatanganan MOU tidak hanya menjadi formalitas, tetapi ditindaklanjuti melalui program konkret yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi mahasiswa, serta kesiapan mereka memasuki dunia kerja.
Ketua Panitia, Ir. Nur Fajri Asmara, mengatakan kerja sama tersebut menjadi langkah strategis bagi mahasiswa untuk memahami profesi keinsinyuran, termasuk keanggotaan dan sertifikasi yang dibutuhkan di dunia industri.
“Melalui kerja sama ini, mahasiswa mendapat akses informasi mengenai profesi keinsinyuran, keanggotaan, hingga sertifikasi. Ini menjadi modal penting ketika mereka memasuki dunia kerja,” ujar Nur Fajri.
Ia berharap sinergi antara kampus, organisasi profesi, dan industri dapat melahirkan lulusan yang kompeten dan siap berkontribusi dalam pembangunan daerah maupun nasional.
Sementara itu, Wakil Rektor I Unik, Dr. Said Nuwrun Thasimim, menyebut kerja sama dengan PII sejalan dengan arahan Kemendikbud yang mengharuskan kampus mengkaji kembali kurikulum agar lebih adaptif.
“Kemendikbud sebelumnya telah meminta pengkajian ulang kurikulum. Dukungan PII dan dunia usaha sangat kami perlukan agar proses pembelajaran lebih relevan dan adaptif,” katanya.

