Batam, Owntalk.co.id – Suasana duka menyelimuti kawasan industri Muka Kuning, Kota Batam, Selasa (8/10/2025) sore. Seorang pria berinisial NG, yang diduga merupakan mantan karyawan PT Rubicon Indonesia, ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di area dormitory blok H sekitar pukul 17.00 WIB.
Penemuan jasad NG berawal dari laporan warga yang mencurigai adanya sosok tergantung di area kosong belakang asrama. Petugas keamanan bersama aparat penegak hukum segera menuju lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dari informasi yang dihimpun, NG diduga mengalami tekanan psikologis berat usai menerima kabar bahwa kontrak kerjanya tidak diperpanjang oleh perusahaan. Beberapa rekan korban menyebutkan, NG sempat mengeluh memiliki utang hingga puluhan juta rupiah dan terlihat sangat gelisah beberapa hari sebelum kejadian.
Salah seorang saksi mata mengungkapkan, korban beberapa kali terlihat menerima telepon dari seseorang tak dikenal.
“Belakangan dia jarang keluar kamar dan sering melamun. Katanya sedang punya masalah keuangan,” ujar saksi yang enggan disebutkan namanya.
Diduga tak mampu menahan beban batin dan tekanan ekonomi, NG akhirnya mengambil langkah tragis dengan mengakhiri hidupnya di area belakang dormitory. Petugas kepolisian dari Polsek Sei Beduk segera mengevakuasi jasad korban untuk pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.
Sampai saat ini, pihak manajemen PT Rubicon Indonesia belum memberikan keterangan resmi. Seorang petugas keamanan perusahaan menyampaikan bahwa seluruh proses sudah diserahkan kepada pihak kepolisian.
“Untuk sementara, manajemen belum bisa memberikan pernyataan. Semua sudah ditangani pihak kepolisian,” ujarnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sei Beduk yang menangani kasus ini belum dapat dimintai keterangan karena sedang berada di luar kantor.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih menyelidiki motif pasti di balik aksi nekat korban. Namun dugaan sementara mengarah pada tekanan ekonomi dan ketidakpastian pekerjaan pasca berakhirnya kontrak kerja.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pihak akan perlunya dukungan mental dan perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan, khususnya bagi mereka yang tengah menghadapi tekanan finansial atau transisi pekerjaan.