Batam, Owntalk.co.id – Jauh dari hiruk pikuk kota, sebuah tambak udang di Kampung Sukadamai, Tanjung Piayu, menyembunyikan rahasia kelam. Di balik aroma air payau dan pakan udang, tersembunyi sebuah pabrik narkoba rumahan yang beroperasi dengan modus canggih: mendaur ulang narkotika rusak menjadi barang siap edar.
Operasi senyap yang dipimpin oleh Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Kepri ini berhasil membongkar praktik terlarang tersebut. Aparat meringkus dua tersangka, VO dan PST, di lokasi yang sama sekali tidak mencurigakan itu.
Namun, yang paling mengejutkan adalah metode kerja mereka. Ini bukan sekadar pabrik biasa, melainkan laboratorium daur ulang.
“Modusnya cukup canggih. Sabu reject (kualitas buruk) diolah kembali dengan bahan kimia, lalu dipanaskan menggunakan kompor listrik hingga menyerupai sabu baru,” ungkap Dirresnarkoba Polda Kepri, Kombes Pol Anggoro Wicaksono, dalam konferensi pers, Selasa (16/9/2025).
Bahkan, menurutnya, pil ekstasi yang sudah rusak atau hancur dicetak ulang menggunakan alat pres khusus. Hebatnya, seluruh keahlian meracik ini tidak dipelajari secara tatap muka.
“Semua proses ini diajarkan oleh seorang DPO (Daftar Pencarian Orang) berinisial AR melalui panggilan video,” tegas Anggoro.
Dari lokasi penggerebekan, polisi menyita barang bukti dalam jumlah besar: 5,5 kilogram sabu, lebih dari setengah kilogram serbuk ekstasi, serta serangkaian peralatan laboratorium dan bahan kimia berbahaya.
Jaringan Besar di Balik Layar
Kapolda Kepri, Irjen Pol Asep Safrudin, menegaskan bahwa kedua tersangka yang ditangkap hanyalah pion kecil dalam sebuah jaringan besar yang terstruktur. Praktik ini, menurutnya, mustahil berjalan tanpa adanya suntikan dana besar dan logistik yang rapi.
“Ada dugaan kuat bahwa suplai bahan kimia didatangkan dari luar Batam. Ini membuktikan mereka bekerja secara sistematis,” jelas Irjen Asep.
Polisi kini memburu dua sosok kunci lainnya: AR, sang “guru” virtual, dan M, pemilik lahan tambak udang yang diduga kuat terlibat dalam jaringan ini.
Kapolda juga mengapresiasi peran masyarakat yang memberikan informasi awal, yang menjadi kunci keberhasilan pengungkapan ini. Ia kembali menyerukan agar perang melawan narkoba menjadi gerakan bersama.
“Perang melawan narkoba tidak bisa hanya dilakukan oleh polisi. Kami mohon dukungan penuh dari masyarakat agar sindikat seperti ini bisa kita bongkar sampai ke akarnya,” pungkasnya.

