Batam, Owntalk.co.id – Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Iman Sutiawan, menginisiasi pembangunan kurikulum berbasis kelautan untuk sekolah-sekolah di wilayah hinterland Kepulauan Riau. Inisiatif ini lahir dari kesadaran bahwa lebih dari 96 persen wilayah Kepri adalah laut, dengan ribuan pulau yang tersebar dan masyarakatnya mayoritas bergantung pada sektor maritim.
Menurut Iman, kurikulum ini akan menjadi langkah strategis untuk memastikan generasi muda di pulau-pulau kecil tidak tercerabut dari akar budaya bahari mereka, sekaligus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Anak-anak kita di hinterland harus diajarkan bahwa laut bukan hanya ruang hidup, tetapi juga ruang ilmu dan masa depan. Dengan kurikulum berbasis kelautan, kita ingin mereka memiliki pemahaman ekologi laut, teknologi maritim, hingga nilai budaya yang diwariskan leluhur. Inilah modal besar untuk menghadapi tantangan global,” ujar Iman.
Untuk mewujudkan hal ini, Iman mendorong adanya kolaborasi antara pemerintah provinsi, Kementerian Pendidikan, perguruan tinggi maritim, serta komunitas lokal. Ia juga menekankan pentingnya pengiriman guru-guru terbaik ke sekolah-sekolah di hinterland, agar transfer ilmu berjalan maksimal.
“Kita harus berani menempatkan guru-guru berkualitas di pulau-pulau. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi agen perubahan yang menanamkan rasa bangga pada laut sebagai identitas sekaligus sumber penghidupan,” jelasnya.
Kurikulum ini dirancang untuk mencakup berbagai materi, mulai dari pengetahuan dasar tentang biota laut, ekosistem pesisir, keselamatan pelayaran, pengolahan hasil laut, hingga sejarah bahari Melayu. Dengan demikian, peserta didik diharapkan tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mempraktikkan langsung di lingkungan mereka.
Iman menegaskan bahwa alasan utama pentingnya kurikulum berbasis kelautan adalah agar pendidikan relevan dengan realitas hidup masyarakat pesisir. Tanpa itu, anak-anak di pulau kecil hanya akan belajar teori umum yang tidak menyentuh kehidupan sehari-hari.
“Laut di depan mata harus menjadi laboratorium kehidupan. Dari sana akan lahir nelayan modern, peneliti laut, pelaut tangguh, hingga wirausaha maritim yang membawa nama Kepri ke level dunia,” tambahnya.
Ia juga mencontohkan beberapa negara maju yang sukses dengan pendidikan maritim. Jepang, misalnya, memiliki sekolah-sekolah khusus kelautan yang menyiapkan generasi muda menjadi ahli perikanan dan pelayaran modern. Norwegia dengan sistem pendidikannya berhasil mencetak sumber daya manusia yang menguasai teknologi kelautan hingga mampu menjadi salah satu negara eksportir perikanan terbesar di dunia.
Singapura pun, meski wilayahnya kecil, mampu menjadikan pendidikan kelautan sebagai bagian integral dalam menyiapkan generasi yang memahami industri pelabuhan dan logistik internasional.
“Kalau negara-negara itu bisa maju dengan lautnya, Kepri harus lebih percaya diri. Karena kita jauh lebih kaya dengan laut, tinggal bagaimana kita menyiapkan generasi mudanya,” tegas Iman.
DPRD Kepri berkomitmen untuk mengawal kebijakan ini agar bisa menjadi program nyata, bukan sekadar wacana. Dengan kurikulum kelautan, generasi muda Kepri diyakini akan tumbuh sebagai sumber daya unggul yang siap mengelola potensi maritim secara berkelanjutan dan membawa Kepulauan Riau sejajar dengan negara-negara maritim besar di dunia.