Oleh : Abdul Salam Ahmad
​Kemenangan Perpustakaan Sahabat Baca dari Desa Kalikur sebagai Juara 1 Lomba Perpustakaan Tingkat Provinsi NTT Tahun 2025 adalah kabar gembira yang melampaui sekadar prestasi. Kemenangan ini memiliki makna yang dalam, sebab Desa Kalikur bukanlah desa biasa.
Ia dikenal sebagai pusat peradaban dan pendidikan Islam di Kabupaten Lembata, ditandai dengan keberadaan tiga madrasah yang menjadi pilar pendidikan agama. Kaitan antara sejarah Desa Kalikur sebagai simpul Islam dengan capaian literasi modern ini menunjukkan bahwa semangat ilmu pengetahuan yang dibawa oleh Islam sejak dulu masih sangat relevan dan terus hidup di tengah masyarakat.
​Peran Historis dan Keterkaitan Modern
​Sejarah mencatat bahwa Islam masuk ke Lembata melalui jalur perdagangan dan dakwah yang salah satunya berpusat di wilayah Kalikur. Para ulama dan tokoh agama pada masa itu tidak hanya menyebarkan ajaran spiritual, tetapi juga membawa peradaban yang berlandaskan ilmu. Masjid dan majelis taklim menjadi pusat penyebaran ilmu, dan tradisi membaca kitab suci serta literatur keagamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
​Kemenangan Perpustakaan Sahabat Baca seakan menjadi penegasan bahwa warisan intelektual ini tidak pernah padam. Perpustakaan ini, dengan fasilitas dan programnya, kini berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari madrasah-madrasah yang telah lebih dulu ada. Ia menjadi “madrasah” baru bagi masyarakat, tempat di mana ilmu pengetahuan umum dan keagamaan dapat diakses secara bersamaan.
Kemenangan ini menunjukkan sinergi yang harmonis antara tradisi keilmuan Islam dan semangat literasi modern. Perpustakaan, dalam konteks ini, bukan lagi sekadar tempat menyimpan buku, melainkan sebuah sentra aktivitas yang membangkitkan kembali gairah membaca dan belajar di kalangan masyarakat.
​Implikasi bagi Masa Depan
​Prestasi ini seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat posisi Desa Kalikur sebagai ikon literasi di NTT. Ia membuktikan bahwa pendidikan dan pengembangan masyarakat dapat tumbuh subur dari akar budaya dan sejarah yang kuat. Kemenangan ini adalah bukti nyata bahwa sebuah desa, dengan latar belakang sejarahnya yang kaya, bisa menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengembangkan budaya membaca.
​Secara lebih luas, keberhasilan ini adalah sebuah narasi positif yang menyatukan tradisi dan modernitas. Desa Kalikur tidak hanya mewariskan nilai-nilai keagamaan, tetapi juga semangat untuk terus mencari dan menyebarkan ilmu.
Ini adalah sebuah cerminan bahwa peradaban Islam yang dibangun di masa lalu dapat terus berkembang dan beradaptasi untuk menjawab tantangan zaman, menjadikan perpustakaan sebagai salah satu instrumen kuncinya. Dengan demikian, Desa Kalikur telah menunjukkan kepada dunia bahwa literasi dan peradaban adalah dua hal yang tak terpisahkan, dan keduanya dapat tumbuh subur di tanah yang subur pula, yaitu desa yang berilmu.