Jakarta, Owntalk.co.id – Bertepatan dengan peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) resmi meluncurkan Re-link Mobile, layanan rehabilitasi keliling yang dirancang menjangkau masyarakat hingga pelosok negeri.
Peluncuran program inovatif ini digelar di Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (26/6).
Re-link menjadi terobosan penting untuk mengatasi keterbatasan akses layanan rehabilitasi yang selama ini dirasakan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil maupun yang enggan datang ke pusat rehabilitasi akibat stigma sosial negatif.
“Re-link menjawab problem keterbatasan masyarakat dalam mengakses pusat-pusat rehabilitasi maupun IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor), sekaligus sebagai jawaban terhadap tantangan layanan rehabilitasi selama ini,” ujar Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, saat ditemui awak media.
Dalam tahap awal, layanan Re-link akan menjangkau 10 wilayah prioritas. Masyarakat di daerah sasaran akan mendapatkan berbagai layanan, mulai dari asesmen penyalahguna narkotika, screening, konseling, layanan pascarehabilitasi, hingga penerbitan Surat Hasil Kegiatan Pemeriksaan Narkoba (SHKPN).
Marthinus menambahkan, kehadiran Re-link diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi program-program kuratif, khususnya bagi penyalahguna narkotika pemula hingga tingkat sedang.
“Re-link merupakan simbol nyata kehadiran negara dalam mendampingi masyarakat agar pulih dari ketergantungan, di samping terus memerangi jaringan sindikat narkotika,” tegasnya.
Program Re-link juga menjadi wujud implementasi amanah Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang mewajibkan negara menyediakan layanan rehabilitasi bagi pecandu narkotika.
Dengan hadirnya layanan ini, BNN RI optimistis semakin banyak masyarakat yang akan berani mengakses rehabilitasi tanpa takut akan stigma, demi masa depan yang lebih sehat dan produktif.