Oleh: Simon Payung Masan
Paguyuban Ile Ape Timur (ILTIM), yang saat ini dinahkodai oleh Ama Pankras Lengkeru, sukses menggelar Malam Budaya dengan mengusung motto:
TEI TABE TIKALEWO, PAE TABE BAGE TANAH, PAI TOBO TAAN PAE PARE, KODA KERU MARIN BAKI, GETO AKE NAI DOAN, BOLAK AKE NAI LELA
dan bertemakan:
“Malam Kebersamaan Menjalin Kasih dan Persaudaraan dalam Nuansa Ile Apin Tawa.”
Acara ini berlangsung meriah di Fasum RT. 04 Kp. Belimbing, Sei Panas, pada Kamis, 29 Mei 2025.
Paguyuban ILTIM merupakan wadah baru yang menghimpun warga asal 9 desa di wilayah Ile Ape, yaitu:
Aulesa, Bao Lai Duli, Jontana, Lamau, Lamagute, Lamatokan, Lamawolo, Todanara, dan Waimatan.
Nuansa Lamaholot yang Kental
Malam Budaya kali ini disuguhkan dalam nuansa budaya Lamaholot yang sangat kental. Keberadaan MC senior Ama Cornelis Balawanga, SH serta dukungan sound system yang memadai, menjadikan suasana acara semakin hidup dan memukau. Sekitar 300-an orang, baik dari internal keluarga Ile Ape maupun tamu undangan lainnya, tampak antusias mengikuti acara hingga dini hari pukul 02.00 WIB.
Mengenang Para Tokoh Ile Ape
Kehadiran dalam acara ini membangkitkan kembali ingatan penulis akan beberapa tokoh masyarakat asal Ile Ape yang pernah memberi kontribusi besar—baik kepada keluarga besar Lamaholot maupun pemerintah setempat—pada era 1960-an hingga awal 2000-an. Sayangnya, nama-nama mereka kini mulai dilupakan oleh generasi muda Ile Ape sendiri.
Beberapa tokoh tersebut antara lain:
- (Alm.) Ama Theodorus Selaka
- (Alm.) Dominikus Nico Raya
- (Alm.) Yakobus Boli Batu
- (Alm.) Petrus Saleng
- (Alm.) Ama Petrus Piatu Atawollo
- (Alm.) Ama Petrus Pulo Lamatapo di Tanjung Batu/Kundur
Jejak Kontribusi Para Tokoh
Ama Theodorus Selaka dan Dominikus Nico Raya berjasa besar di bidang pendidikan, khususnya dalam mendirikan sekolah Sinar Timur Bengkong Harapan I. Nama “Sinar Timur” sendiri dicetuskan oleh (alm.) ama Dominikus Nico Raya, dan hingga kini tetap menjadi identitas sekolah tersebut.
Ama Yakobus Boli Batu dan Petrus Saleng dikenal sebagai pencetus pemukiman Bengkong Harapan II, yang kini telah berkembang menjadi kawasan hunian yang ramai.
Sementara itu, Ama Petrus Piatu Atawollo adalah tokoh penting dalam pendirian:
- Persatuan Keluarga Flores (PKF) di wilayah yang kini dikenal sebagai Kepulauan Riau (Kepri),
- Gereja Katolik St. Petrus Blok II Lubuk Baja,
- serta pemukiman Bengkong Harapan I dan sekolah Sinar Timur.
Sedangkan di Tanjung Batu/Kundur, Ama Petrus Pulo Lamatapo dikenal luas dan disegani sebagai tokoh bertangan besi yang memiliki pengaruh besar di Kepri.
Kontribusi mereka mencakup berbagai bidang: keamanan, pendidikan, agama, hingga sosial kemasyarakatan. Yang menarik, sebagian besar dari mereka merupakan sosok sederhana, bahkan ada yang hanya menamatkan Sekolah Rakyat (SR). Namun visi mereka jauh ke depan, dan buah perjuangan mereka masih kita rasakan hingga saat ini.
Bangkit dan Bergerak Bersama
Kita tidak perlu merasa inferior atau menjadi warga kelas dua di tanah rantau ini. Sudah saatnya kita bangkit, terus bergerak, dan berbenah untuk kehidupan bersama yang lebih baik—salah satunya melalui paguyuban-paguyuban seperti ILTIM.
Semoga gerakan kecil dari ILTIM ini bisa menggugah kesadaran kita semua, untuk terus menggaungkan Budaya Lamaholot di tanah rantau, dan membawa manfaat besar bagi generasi masa depan.