Jakarta, Owntalk.co.id – Meskipun Ramadhan telah berlalu, kerinduan akan suasana spiritualnya masih terasa di hati umat Islam.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, memberikan solusi untuk tetap menjaga nuansa Ramadhan sepanjang tahun. Kuncinya, Konsistensi berpuasa sunnah.
“Menjaga fitrah setelah Ramadhan, ciptakan suasana Ramadhan setiap hari dengan puasa sunnah,” ungkap KH Cholil Nafis, seperti dikutip dari MUIDigital.
Ia menyarankan puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah), dan puasa sunnah lainnya.
Lebih dari sekadar ritual, KH Cholil menekankan inti Ramadhan adalah berpuasa. Kebiasaan menahan hawa nafsu ini, katanya, akan mendorong konsistensi ibadah lainnya, seperti membaca Al-Qur’an dan shalat sunnah.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa keinginan untuk melanjutkan puasa sunnah setelah Ramadhan menjadi indikator penerimaan amal ibadah selama Ramadhan.
Mengutip Ibnu Rajab Al-Hambali, KH Cholil menyatakan bahwa konsistensi beramal baik setelah Ramadhan menunjukkan ridho Allah SWT atas amal ibadah di bulan suci tersebut.
أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده كما قال بعضهم: ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها
Artinya: “Membiasakan puasa setelah puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal puasa di bulan Ramadhan. Sesungguhnya Allah jika menerima suatu amal hamba, maka Allah beri ia taufik untuk melakukan amal shalih setelahnya.”
“Membiasakan puasa setelah Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan,” jelas KH Cholil, menjelaskan hadits Ibnu Rajab Al-Hambali.
Dengan demikian, semangat Ramadhan tak perlu padam, melainkan dapat terus menyala melalui konsistensi ibadah sunnah.