Batam, Owntalk.co.id – Proyek revitalisasi Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar yang diketahui menelan dana yang awalnya Rp75.5 miliar dan ditambah menjadi Rp80 miliar kembali menjadi sorotan.
Setelah Tim Penyidik Ditreskrimsus Polda Kepulauan Riau menggeledah kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam pada Rabu (19/3/2025) lalu, tokoh masyarakat Indonesia Timur, Moody Arnold Timisela, mengungkapkan kekecewaan dan menuntut tindakan tegas.
“Saya mendukung penuh Dirkrimsus Polda Kepri untuk segera menetapkan tersangka dalam kasus yang diduga sarat praktik korupsi ini,” tegas Moody.
“Proyek yang dimulai sejak 11 Oktober 2021 ini terlihat asal-asalan, dan harus dipertanggungjawabkan.” imbuhnya.
Ia berharap, pimpinan BP Batam yang baru dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek-proyek kedepan.
“Kasus Dermaga Utara Batuampar ini bukan sekadar masalah proyek infrastruktur, tetapi juga tentang integritas dan kepercayaan publik. Saya mendukung penegak hukum untuk bertindak tegas dan memastikan keadilan ditegakkan. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas utama dalam setiap proyek pembangunan di Batam,” tegas Moody.
Moody juga mengungkapkan kekecewaan terhadap kinerja Ariastuty Sirait, mantan Kepala Biro Humas BP Batam, yang dinilainya tidak profesional dan tidak transparan.
“Ariastuty terlihat berlindung di balik Dewan Pers dengan melaporkan beberapa media yang memberitakan kasus Dermaga Utara Batuampar,” ujar Moody.
Ironisnya, ia justru baru-baru ini dipromosikan menjadi Anggota/Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam.
“Mengurus humas saja tidak becus. Media yang kritis dijadikan musuh, sementara Media yang pro-BP Batam selalu diprioritaskan, hal ini menciptakan ketidakseimbangan pemberitaan,” kritik Moody.
Tokoh Indonesia Timur itu pun berharap, siapapun pengganti Ariastuty Sirait di Kabiro Humas BP Batam, dapat berlaku adil dalam berkomunikasi dengan semua media, baik yang pro-BP Batam maupun yang kritis.
“Harus menghormati kebebasan pers dan tidak menggunakan Dewan Pers untuk membungkam kritik,” pungkas Moody.