Batam  

Kericuhan Malam Ramadan di Foodcourt A2: Diduga Direncanakan, Manajemen Ungkap Fakta Mengejutkan

Kericuhan Malam Ramadan di Foodcourt A2: Diduga Direncanakan, Manajemen Ungkap Fakta Mengejutkan
Kericuhan Malam Ramadan di Foodcourt A2: Diduga Direncanakan, Manajemen Ungkap Fakta Mengejutkan

Batam, Owntalk.co.id – Manajemen Foodcourt A2 mencurigai bahwa insiden kericuhan yang pecah pada malam pertama Ramadan, Rabu, 28 Februari 2025, bukanlah kejadian spontan, melainkan aksi yang telah direncanakan oleh sekelompok orang. Kecurigaan ini disampaikan oleh Moody, perwakilan pengelola, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi I DPRD Kota Batam.

Moody mengungkapkan bahwa selama 14 tahun beroperasi, Foodcourt A2 tidak pernah mengalami kericuhan separah malam itu. “Biasanya hanya keributan kecil antar pengunjung, yang masih bisa kami atasi. Tapi sampai terjadi pemukulan dan pelemparan, ini baru pertama kali,” ujarnya.

Insiden bermula ketika lebih dari 30 orang mendatangi lantai dua foodcourt sekitar pukul 19.00 WIB. Tiga hari sebelumnya, kelompok yang sama sempat meminta izin kepada manajemen untuk mengelola keamanan di lokasi tersebut. “Informasi ini kami sampaikan agar tidak ada yang menyalahkan pemerintah atau perusahaan,” tegas Moody.

Moody mengenali tiga orang dari kelompok tersebut. Mereka meminta izin untuk membawa rekan-rekan mereka ke foodcourt. “Pak, saya izin bawa adik-adik ke sini. Saya jawab, iya, asal aman,” jelasnya. Meski curiga, pengelola mencoba berpikir positif.

Sekitar pukul 21.00 WIB, enam pengunjung lain datang dan duduk di dua meja di depan Moody. “Bahkan sebagian orang di lantai dua sempat turun menemui mereka. Mereka juga naik ke lantai dua, ngobrol, tertawa, foto, dan berangkulan. Tidak ada firasat akan terjadi keributan,” papar Moody.

Suasana masih aman hingga pukul 21.35 WIB. Namun, lima menit kemudian, keributan pecah. Kelompok yang duduk di lantai dua tiba-tiba menyerang pengunjung yang baru datang hingga babak belur. Moodysempat menyelamatkan satu orang yang tergeletak di lantai dan naik ke atas meja untuk menghentikan keributan. “Dengan kejadian itu, saya kaitkan dengan kejadian tiga hari sebelumnya. Kami duga ini sudah direncanakan,” ujarnya.

Atas nama manajemen, Moody meminta maaf dan bersyukur atas tindakan cepat Polsek Lubuk Baja. “Tapi saat polisi datang, mereka sudah kabur. Paginya kami dapat informasi dua orang ditangkap. Tapi sebenarnya, lebih dari 10 orang yang terlibat,” katanya.

Moody mengapresiasi tindakan polisi dan berharap kejadian ini tidak terulang. Ia menyerahkan segalanya kepada kepolisian.

Sementara itu, Polresta Barelang telah mengamankan dua pelaku, YNW (39) dan BL (32), yang dijerat Pasal 170 Ayat 1 KUHP tentang kekerasan di muka umum. Kabag Ops Polresta Barelang, AKP Yudi Kurniadi, mengatakan polisi telah memeriksa delapan saksi dan tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *