Jakarta, Owntalk.co.id – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menunjukkan penguatan pada perdagangan Jumat, 14 Februari 2025.
Setelah ditutup di level Rp16.350 per USD pada Kamis (13/2/2025), Rupiah dibuka pada level Rp16.280 per USD di pagi hari. Bank Indonesia (BI) menyatakan terus memantau dan mengoptimalkan strategi kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi eksternal.
Penguatan Rupiah ini terjadi di tengah penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun yang turun menjadi 6,81%, setelah sebelumnya berada di 6,82%. Indeks dolar AS (DXY) juga melemah ke level 107,31 pada Kamis, memberikan sentimen positif bagi Rupiah.
Meskipun yield US Treasury Note 10 tahun naik menjadi 4,529%, dampaknya terhadap Rupiah tampak terbatas.
Dari sisi aliran modal asing, sepanjang pekan kedua Februari, tercatat transaksi jual neto sebesar Rp9,61 triliun. Namun, BI mencatat sejak awal tahun hingga 13 Februari, aliran modal asing masih menunjukkan posisi beli neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp10,11 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp4,60 triliun, menyeimbangi posisi jual neto di pasar saham.
Premi CDS Indonesia 5 tahun juga turun menjadi 72,22 bps, mengindikasikan penurunan risiko kredit negara.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” demikian pernyataan resmi BI.
Penguatan Rupiah ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian Indonesia di tengah dinamika ekonomi global yang masih penuh tantangan.