Jombang, Owntalk.co.id – KH A. Junaidi Hidayat, pengasuh Pondok Pesantren Al-Aqobah, Jombang, menyuarakan keberatannya terhadap wacana libur sekolah selama bulan Ramadhan. Ia menilai wacana tersebut prematur dan perlu kajian ulang yang komprehensif.
Dalam wawancara dengan NU Online Jumat (10/1/2025), Kiai Junaidi menekankan perlunya pematangan kebijakan tersebut dengan melibatkan semua pihak terkait sebelum diumumkan ke publik.
Ia menyarankan agar pemerintah, khususnya Kementerian Agama, tidak menerapkan libur Ramadhan untuk tahun 1446 H/2025 M.
“Sebaiknya, kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan, namun dengan kurikulum yang disesuaikan. Ganti dengan aktivitas bermanfaat seperti pembinaan karakter, penguatan keilmuan agama, dan pembiasaan ibadah. Bentuknya bisa seperti pesantren Ramadhan dengan suasana ‘nyantri’, bukan suasana sekolah,” usul Kiai Junaidi.
Menurutnya, libur panjang berpotensi menimbulkan dampak negatif, baik secara psikologis maupun akademis. Risiko learning loss dan penurunan motivasi belajar akibat terputusnya ritme belajar menjadi perhatian utama.
“Jika tidak ada aktivitas pengganti yang efektif dan bermanfaat, libur panjang akan berdampak buruk bagi siswa,” tegasnya.
Pernyataan ini menanggapi pernyataan Menteri Agama Nasaruddin Umar pada 31 Desember 2024 yang menyatakan pondok pesantren akan libur selama Ramadhan, sementara kebijakan untuk sekolah negeri dan swasta masih dalam tahap pembahasan dengan kementerian terkait.
Kiai Junaidi berharap pemerintah mendengarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk pesantren dan madrasah, sebelum mengambil keputusan final.