Los Angeles, Owntalk.co.id – Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles pekan lalu telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar, mencapai angka fantastis: US$135 miliar hingga US$150 miliar atau setara dengan Rp2.185 triliun hingga Rp2.430 triliun (kurs Rp16.200).
Angka ini jauh melampaui perkiraan awal yang hanya berkisar US$52 miliar hingga US$57 miliar. AccuWeather, perusahaan perkiraan cuaca terkemuka di AS, menyatakan kebakaran ini sebagai yang terburuk dalam sejarah California.
Kerugian tersebut meliputi baik kerugian yang diasuransikan maupun yang tidak, mencakup kerusakan properti yang meluas.
Lebih dari 9.000 rumah, bangunan bisnis, dan infrastruktur lainnya hancur atau rusak parah akibat amukan si jago merah yang dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Pacific Palisades, Eaton, San Gabriel, Hurst, Lembah San Fernando, Kenneth, dan dekat Ventura County. Bahkan Hollywood Boulevard turut terdampak.
Tragedi ini juga telah menelan korban jiwa. Setidaknya 10 orang meninggal dunia, dan pihak berwenang memperkirakan angka tersebut akan terus meningkat seiring upaya pencarian dan penyelamatan yang masih berlangsung.
“Kehancuran yang ditimbulkan sangat menyedihkan, dan dampak ekonominya sangat besar,” ungkap Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter.
Ia menambahkan bahwa kerugian ekonomi akibat kebakaran ini hampir mencapai 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan California.
Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles, Kristin Crowley, dikutip LA Times, menyebut kebakaran Palisades sebagai “bencana alam paling menghancurkan dalam sejarah Los Angeles.”