Batam, Owntalk.co.id – Suasana politik di Kota Batam semakin memanas menjelang Pilkada 27 November 2024.
Batalnya debat kedua antara kedua pasangan calon (paslon) Wali Kota Batam, yang seharusnya digelar Jumat (15/11/2024), menjadi sorotan.
Ketidaksepakatan teknis antara kedua kubu menjadi penyebab pembatalan yang mendadak.
Perdebatan politik di Batam semakin panas setelah beredarnya kritik dari mahasiswa terhadap salah satu paslon terkait penggunaan smartphone di debat pertama.
Baca Juga : Anwar Anas Apresiasi Kinerja Polda Kepri dalam Membangun Kebun Ketahanan Pangan
Meskipun tidak ada aturan yang melarang penggunaan perangkat elektronik, beberapa mahasiswa menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran etika.
“Kritik adalah hal yang positif, tapi harus objektif,” ujar Sahat M. Siburian, mahasiswa di salah satu kampus ternama di Batam.
“Kritik yang tendensius dan bermuatan politis justru bisa merugikan masyarakat luas.” sambungnya.
Senada dengan Sahat, Tumpal Ari M. Pasaribu, anggota Komisi I DPRD Provinsi Kepri, menghimbau mahasiswa untuk bijak dalam menyikapi masa kampanye.
“Mahasiswa adalah harapan bangsa, jangan sampai terjebak kepentingan politik sesaat,” tegas Tumpal.
Baca Juga : Anwar Anas Apresiasi Keseriusan Kapolda Bangun Kampung Madani di Muka Kuning
Ia menekankan pentingnya pendidikan politik bagi mahasiswa, agar mereka mampu membangun kesadaran dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
“Kritik dan masukan dari mahasiswa harus objektif dan berlandaskan kepentingan masyarakat luas, bukan kepentingan politik tertentu,” pungkas politisi partai Perindo itu.