Batam, Owntalk.co.id – Satu persatu tokoh pemuda di Kota Batam dan Kepulauan Riau pergi meninggalkan kita. Yang terakhir, Pantas Parulian Napitupulu yang dikenal sebagai Bung Opan, yang wafat pada Sabtu pukul 21.44 WIB di Rumah Sakit BP Batam akibat komplikasi sejumlah penyakit yang dideritanya.
”Dia (Opan) adalah seorang tokoh pemuda yang setia pada perjuangannya, tekun memelihara persahabatan dengan siapa pun. Terkenal keras di lapangan, tetapi dia adalah seorang yang humanis dan pandai memasak makanan lezat,” kata Said Andi Sidharta kepada media ini, Senin, 24/6/2024.
Beberapa dekade sebelumnya, Opan dikenal banyak orang sebagai tokoh lapangan yang galak di kalangan pemuda. Dia memegang kendali pada kepemimpinan pemuda, khususnya Pemuda Pancasila (PP). Beberapa ‘anak didik’ nya berhasil di dunia politik, seperti almarhum Robert Siahaan (mantan Anggota DPRD Kota Batam), dan mantan Ketua DPRD Kepri Nur Syafriadi.
Dalam dunia wira usaha, Opan tidak pernah memilah milih teman dan kegiatan bisnis yang memiliki potensi. Di awal reformasi, antara 1998 hingga 2000-an, Opan bekerja sama dengan Soerya Respationo, mantan Wakil Gubernur Kepri dan Johnson Napitupulu, mantan Anggota DPRD Kepri, membuka kafe di Jalan Raden Patah, Nagoya, Batam. Kafe yang terkenal sebagai tempat mangkal para pecinta olah raga itu sempat populer, namun kemudian sepi dan tutup. Tempat itu sekarang menjadi restoran Pizza Hutt.
Dunia entertainment menjanjikan sebagai kegiatan bisnis di Batam sejak kebangkitan Pulau Batam pada era 1990 s.d 2000-an. Sesungguhnya dunia industri berkonsekuensi tingginya kebutuhan terhadap dunia hiburan dan kuliner. Itulah sebabnya Opan membuka Kafe La’fonta, yang kemudian berubah menjadi So’fonta di kawasan Jl Sriwijaya Pelita, dan kemudian pindah Pelita Atas Seraya di sisi jalan arteri Baloi-Batuampar.
Kafe milik Opan itu terkenal bagi kawula muda karena menyajikan pemandangan serta menu dan hiburan menarik. Terakhir kafe So’fonta ber-metamorfosa menjadi Cafe Bukit Cinta (Cabuci). Kafe ini selalu ramai dikunjungi pelanggan, baik week day (hari kerja), apalagi pada week end (akhir pekan). Kenapa begitu menarik buat para pecinta kuliner, karena pemiliknya, Opan Napitupulu, terkenal pintar dalam menyajikan menu makanan dengan harga terjangkau.
”Bung Opan itu memang pandai memasak. Saya suka menikmati masakan beliau. Tetapi sekarang, kenangan itu (menikmati masakan Opan) biarlah tetap menjadi kenangan. Dia sudah pergi, kita tinggal menjaga keakraban seperti yang dicontohkan almarhum,” tutur Eddy Prasetyo, mantan Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kepri.
Kenangan teranyar saat Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Kepulauan Riau, mengadakan acara berbuka puasa bersama, Minggu, 17/3/2024. ”Kegiatan ini menjadi momen penting untuk bersilaturahmi di antara pengurus dan resimen, serta sebagian keluarga yang dapat hadir,” kata Pantas Parulian Napitupulu, saat itu. Dalam beberapa tahun terakhir dia menjabat Ketua PPM Kepri.
Opan, seolah menjelaskan bahwa dia tidak akan lama lagi bersama rekan-rekannya di PPM dan berbagai komunitas yang dia jaga dengan baik. ”Sudah lama kerinduan untuk kumpul bersama ingin diwujudkan, dan baru kali ini terwujud. Dengan acara ini, saya berharap kekompakan terus terjaga,” ucap Opan. Ucapan itu seolah menjelaskan bahwa kebersamaan itu merupakan kebersamaan terakhir dengannya.
Opan merupakan penasehat di organisasi kemasyarakatan pencegahan korupsi yang dikenal dengan Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) tingkat Provinsi Kepri. Dia juga pernah menjadi penasehat organisasi kewartawanan karena dekat dengan para pegiat jurnalis.
Ketua Umum Pimpinan PP PPM, Berto Izaak Doko, mengaku kehilangan kader terbaik PPM di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Secara jujur saya sampaikan bahwa kami kehilangan kader terbaik Pemuda Panca Marga di Kepri, kami semua juga mendoakan, semoga almarhum abanganda Opan diampuni segala dosanya, serta diterima amal kebaikannya semasa hidup dan ditempatkan ditempat mulia surga Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin,” harap Berto.
Seorang penulis, Rumi menyebut: ”Perpisahan hanya untuk mereka yang mencintai dengan mata mereka. Karena bagi mereka yang mencintai dengan hati dan jiwa, tidak ada yang namanya perpisahan.”
Akhir kata, Selamat Jalan buat Bung Opan Napitupulu. Damailah di sisi-Nya. (*)