Apa Benar Daging Kambing Bisa Atasi Anemia? Yuk Cek Disini!

Ilustrasi daging kambing. (Dok; Ist)

Pernahkah kamu mendengar saran untuk mengonsumsi daging kambing saat mengalami darah rendah?

Banyak yang percaya bahwa daging kambing bisa meningkatkan kadar sel darah merah dan cocok untuk penderita anemia. Tapi, seberapa benar anggapan ini?

Daging kambing mengandung berbagai nutrisi penting, salah satunya zat besi. Zat besi ini sangat diperlukan tubuh untuk membentuk hemoglobin, protein pada darah yang berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Jika kadar hemoglobin rendah, sel darah merah tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Konsumsi daging kambing yang kaya akan zat besi dapat membantu meningkatkan produksi hemoglobin, sehingga membantu mencegah anemia.

Kandungan zat besi pada daging kambing lebih tinggi dibandingkan daging sapi dan ayam. Oleh karena itu, mengonsumsi daging kambing secara teratur dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan membantu mengatasi anemia.

Namun, penting diingat bahwa daging kambing bukanlah obat ajaib untuk anemia. Anemia memiliki berbagai jenis dan penyebab yang berbeda, sehingga perawatan dan pencegahannya juga harus disesuaikan.

Meskipun daging kambing dapat membantu mengatasi anemia, konsumsi berlebihan juga memiliki risiko. Mengonsumsi terlalu banyak daging kambing dapat meningkatkan risiko kanker.

Oleh karena itu, konsumsi daging kambing harus tetap dalam batas yang wajar.

Ada juga mitos yang menyebutkan bahwa penderita hipertensi tidak boleh mengonsumsi daging kambing. Namun, studi dalam Asian-Australasian Journal of Animal Sciences menunjukkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hal ini.

Penelitian tersebut menemukan bahwa konsumsi daging kambing tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah. Penyebab utama peningkatan tekanan darah lebih terkait dengan cara pengolahan, seperti penggunaan garam dan bumbu yang berlebihan.

Penting untuk memperhatikan cara memasak daging kambing. Memasak daging kambing pada suhu sangat tinggi dapat menghasilkan amina heterosiklik (HCA) dan amina polisiklik (PAH), yang dapat meningkatkan risiko kanker. Oleh karena itu, pengolahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko kesehatan.

Memasukkan daging kambing dalam menu harian bisa membantu memenuhi kebutuhan protein. Namun, konsumsi daging merah, termasuk kambing, sebaiknya tidak melebihi 70 gram sehari.

Jumlah ini bisa berbeda tergantung kondisi kesehatan masing-masing individu. Daging yang diolah dengan cara diasap, diawetkan, atau diasinkan, sebaiknya dikonsumsi dalam porsi kecil.

Benarkah daging kambing bisa mengatasi anemia? Meski tidak secara langsung, kandungan zat besi pada daging kambing dapat membantu meningkatkan hemoglobin, yang penting untuk fungsi tubuh yang optimal.

Dengan demikian, konsumsi daging kambing bisa menjadi bagian dari strategi untuk mengatasi anemia, asalkan dikonsumsi dengan bijak dan diolah dengan cara yang sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *