* Pemimpin Ideal Kaum Wanita dan Milenial
Batam, Owntalk.com – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tiba-tiba mengamati seorang kader wanita di satu perhelatan se-Tangerang Raya, Minggu 9 Juli 2023 lalu. Sosok berwajah lembut itu merupakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Tangerang Selatan (Tangsel), Li Claudia Chandra, yang delapan bulan kemudian telah dipinang menjadi Calon Kepala Daerah di Kota Batam.
Sebagai pucuk pimpinan partai papan atas, Prabowo tergolong piawai dalam memilih kadernya untuk bertarung di pemilihan kepala daerah. Salah satu bukti, adalah munculnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia direkrut Prabowo menjadi Wakil Gubernur mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan kepala daerah di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan memenangkan pertandingan di 11 Juli 2012 melawan petahana Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli.
Perhatian sang Ketua Umum, saat itu, sebagaimana diakui oleh Presiden RI 2024 terpilih itu, adalah karena mengira wanita kelahiran Dabo Singkep 24 Mei 1972 itu, adalah artis sinetron. ”Sebelum jadi Ketua DPC, apa (pekerhaan/aktivitas anda)? Bintang sinetron Anda ya? Saya kira bintang sinetron,” kata Prabowo disambut senyum Li Claudia yang akrab disapa Alin, dan disambut meriah ribuan kader Gerindra saat itu.
Satu media nasional mencatat Menteri Pertahanan itu sampai terperangah melihat paras Li Claudia Chandra yang tersenyum saat disapa. Pesona Alin yang didukung oleh kemahiran bergaul di kalangan bawah hingga kalangan atas, bukan saja memikat hati Prabowo Subianto, tetapi juga salah satu modal wanita Kepri itu memimpin partai di Tangsel. ”Inilah srikandi-srikandi Partai Gerindra, walaupun bakat bintang sinetron, masih mau berjuang untuk rakyat,” puji Prabowo.
Sebuah sosok yang diperlukan oleh pemimpin, terutama di Kota Batam, yang mulai dipadati penduduk dengan sejuta masalah sosial. Hampir setiap pekan kita membaca berita serta melihat visual anak gizi buruk, pengemis dan rumah-rumah jompo yang mulai dipenuhi anggota baru, menggambarkan persoalan sosial di Batam kian menumpuk. Batam merindukan seorang pemimpin yang terbiasa bergaul dan berbaur dengan kalangan papa serta tidak beruntung secara sosial.
Catatan Redaksi.
Terlepas dari sanjungan Prabowo terhadap Srikandi Gerindra yang sudah menjejak karir di tingkat nasional itu, di internal partai tampaknya politisi wanita itu membawa inspirasi bagi kalangan wanita serta generasi milenial yang terlibat dalam aktivitas partai. Jauh hari sebelum berniat terjun ke dunia politik eksekutif, Alin ternyata senang melakukan aktivitas sosial. Mengunjungi keluarga yang sakit dan kekurangan gizi, serta mendekap tubuh nenek renta yang ditinggal keluarganya.
Sebuah sosok yang diperlukan oleh pemimpin, terutama di Kota Batam, yang mulai dipadati penduduk dengan sejuta masalah sosial. Hampir setiap pekan kita membaca berita serta melihat visual anak gizi buruk, pengemis dan rumah-rumah jompo yang mulai dipenuhi anggota baru, menggambarkan persoalan sosial di Batam kian menumpuk. Batam merindukan seorang pemimpin yang terbiasa bergaul dan berbaur dengan kalangan papa serta tidak beruntung secara sosial.
Warga Batam tidak melihat siapa dan datang dari mana, tetapi melihat siapa dan bertujuan ke mana. Jawaban atas pertanyaan kedua menganulir pemimpin artifisial, yang suka bersolek dengan prestasi di atas jalan dan di atas kertas. Seorang pemimpin perlu menjelaskan dengan literasi dia datang dari mana, tetapi yang amat penting, adalah menjelaskan dengan jejak kaki, perbuatan dan sikap, bertujuan untuk apa, sehingga masyarakat bisa menyimpulkan apakah dia seorang pemimpin artifisial atau orisinal. Warga metropolitan Batam memerlukan pemimpin orisinal.
Diakui atau tidak, pemimpin perempuan, seperti Kanselir Jerman, Angela Merkel (67), diperlukan oleh masyarakat urban seperti Batam. Wanita yang memiliki penglihatan yang tajam dalam berbagai perspektif pragmatis dan sosial, tetapi memiliki visi yang kuat dalam mengatasi berbagai masalah politik dan sosial. Kita ketahui bagaina wanita itu memimpin negara besar mengatasi masalah politik global dan nasional mereka, karena di dalam sosok wanita cenderung memiliki naluri yang tajam, dan jika nalurinya sebagai wanita disertai dengan kecerdasan dan kepekaan sosial, maka tidak heran Angela Merkel bisa memimpin 16 tahun hingga mundur atas kemauan sendiri pada 2021 lalu.
Naluri keibuan calon pemimpin, seperti Alin, akan mampu berkomunikasi dengan masyarakat dengan dekat, jika diasah jauh-jauh hari, bukan karena mendadak berkuasa. ”Kalau kelebihan mungkin (sudah alami), kalau saya bisa lebih lembut dan naluri emak-emak yaitu melakukan pendekatan seperti ibu ke anak dan komunikasi yang bisa diterima (semua kalangan),” kata Li Claudia Chandra pada suatu ketika dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota dewan di Tangsel.
Kebiasaan Alin dalam melakukan aktivitas sosial, mencatat dan mengunjungi secara berkala warga kurang mampu, membuat wanita asal Kepri ini kerap dijagokan sebagai pemimpin di Tangsel. Alin adalah Wakil Ketua DPRD Tangerang Selatan, dan pernah mencoba maju dalam Pilkada Kota Tangerang Selatan, Li Claudia Chandra sebagai calon wakil wali kota, dan pasangannya Ikhsan Modjo sebagai calon wali kota. Namun pasangan itu kalah tipis dengan petahana Airin Rachmi Diany. Maklum, petahana memiliki hak istimewa dalam proses pilkada, mulai dari cuti yang on (cuti) off (tidak cuti), serta perangkat terkait pemilu yang berada di bawah bayang-bayang petahana.
Tetapi apa pun latar belakang Li Claudia Chandra, wanita yang suka bersahaja dan dekat dengan warga ini, membuka perspektif baru dalam dunia politik di Kota Batam. Seorang figur yang baru dikenal luas oleh warga, meskipun sang calon, telah lama mengenal dekat dengan Kota Batam dan warganya. ”Saya kelahiran Kepri, Kota Batam dan segala permasalahannya bukanlah sebuah yang baru bagi saya,” tutur Alin dalam pertemuan singkat dengan media ini, kemarin (28/5/2024).
Redaksi