Batam, Owntalk.co.id – Isu kecurangan dalam proses pemilu selalu menjadi perhatian utama, terutama saat pelaksanaan pleno rekapitulasi perhitungan suara. Permintaan perhitungan ulang atau bahkan pemilihan ulang seringkali muncul, menambah potensi kerawanan dalam pelaksanaan pleno tersebut.
Pengerahan massa untuk mendatangi lokasi pleno juga menjadi potensi ancaman, terutama dari calon yang memiliki kekuatan massa dan sumber daya yang memadai.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya gangguan keamanan selama proses rekapitulasi suara.
Salah satu tokoh masyarakat Kota Batam yang dikenal sebagai “Saparudin” atau Panglima, menyatakan bahwa meskipun hal tersebut merupakan bagian dari demokrasi, tindakan seperti pengerahan massa tidak dapat ditoleransi.
Pihak kepolisian diharapkan dapat bertindak tegas jika terjadi pengerahan massa oleh kelompok atau calon legislatif yang mungkin akan kalah dalam kontestasi politik dan mencoba menciptakan situasi tidak kondusif.
“Saya sebagai tokoh pendiri dan ketua Perpat Kota Batam mengajak seluruh masyarakat Kota Batam untuk bersama-sama menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif, terutama kepada para pemuda dan pemudi yang tergabung dalam organisasi Perpat yang saya pimpin,” ujar Saparudin.
“Perbedaan pilihan dalam pemilu adalah bagian dari proses demokrasi, dan kita harus selalu menjaga kerukunan di antara kita. Kita percayakan proses rekapitulasi suara kepada KPU dan yakinlah bahwa mereka telah bekerja secara profesional,” tambahnya.
“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Polda Kepri atas dedikasi dan pengorbanannya dalam menjaga keamanan Kota Batam, sehingga pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai,” tutup Saparudin.