* Memanfaatkan Energi Baru dan Terbarukan Untuk Membangkitkan Industri FTZ
Karimun, Owntalk.co.id – Pemerintah bersama pemangku kepentingan di Kabupaten Karimun menyambut gembira atas hadirnya pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi baru dan terbarukan, PT Karimun Power Plant (PT KPP). Perusahaan itu diyakini akan mendorong pertumbuhan industri di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Karimun.
”Dengan hadirnya pembangkit dengan energi terbarukan ini, kami berharap industri di Karimun akan bertumbuh pesat dan membantu perekonomian masyarakat luas. Karena itu, kami menyampaikan rasa terimakasih kepada pemerintah dan masyarakat di Karimun yang mendukung investasi di bidang power plant ini,” kata Rizki Faisal, menjelaskan hadirnya PT KPP di wilayah Meral, Karimun, Rabu, 7/2/2024.
Dengan hadirnya PT KPP, kata calon Anggota DPR RI itu, para pelaku industri akan tertarik berinvestasi di kawasan Free Trade Zone (FTZ) Karimun. Pertumbuhan kawasan perdagangan bebas itu, kata Rizki, akan menyerap ratusan, bahkan ribuan tenaga kerja, dan memberikan efek ekonomi yang luar biasa bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pada saat yang sama, Rizki Faisal sebagai investor PT KPP, pada saat yang sama melakukan pemberian bantuan bahan pokok kepada warga.
Acara yang dilangsungkan di wilayah FTZ Karimun itu, merupakan perletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik utama PT Karimun Power Plant. Hadir dalam acara, Bupati Karimun, Aunur Rafiq, Forkopimda Karimun, Komandan Lanud Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, instansi vertikal di Karimun, Camat dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan Lurah se Kecamatan Meral Karimun, Ketua RT dan Ketua RW Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).
Selanjutnya secara bertahap akan ditingkatkan hingga 40 MW dengan nilai investasi hingga USD 55.000.000. Total seluruh investasi hingga target maksimal mencapai USD 75.000.000. Pembangkit itu juga akan menyerap 200 tenaga kerja serta memanfaatkan kembali limbah industri biomassa dengan melibatkan banyak UMKM yang ada di sekitar pembangkit, bahkan se-Kepulauan Riau. Alex, Manager PT Karimun Power Plant.
Menurut Ketua Panitia Groundbreaking PT Karimun Power Plant, Alex, perusahaan itu telah memulai pembangunan, dan acara pada Rabu, 7 Februari 2024 adalah puncak dimulainya pembangunan pembangkit utama dari energi baru dan terbarukan dengan kapasitas maksimal 40 MW. Perusahaan itu nantinya akan memanfaatkan kombinasi tenaga surya, biomassa dan baterai.
Proyek itu, kata Alex, 100 persen tanpa emisi, sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah untuk mencapai Nett Zero Emission (NZE) di tahun 2060 mendatang. Pada periode 2023 s.d 2024 sedang dibangun 10 MW Hybrid tenaga surya, baterai dan biomasa, dengan nilai investasi sebesar USD 20.000.000.
Selanjutnya secara bertahap akan ditingkatkan hingga 40 MW dengan nilai investasi hingga USD 55.000.000. Total seluruh investasi hingga target maksimal mencapai USD 75.000.000. Pembangkit itu juga akan menyerap 200 tenaga kerja serta memanfaatkan kembali limbah industri biomassa dengan melibatkan banyak UMKM yang ada di sekitar pembangkit, bahkan se-Kepulauan Riau.
PT Karimun Power Plant bertujuan agar dapat memenuhi ketersediaan listrik di wilayah Zona II, di kawasan industri (Free Trade Zone) Kabupaten Karimun. Selain itu, perusahaan akan memberikan kontribusi pendapatan bagi daerah, serta dapat memberikan manfaat lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Site Manager PT KPP, Wawan, menjelaskan, saat ini target pertama mereka akan menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik yang akan menghasilkan 10 MW. Pada akhir 2024 perusahaan itu akan menghasilkan 10 MW yang akan disalurkan ke perusahaan industri di kawasan Meral. ”(Pembangkit listrik) Ini memanfaatkan tenaga surya, baterai dan biomassa. Baterai dan biomassa (berbahan sampah rumah tangga) digunakan di malam hari ketika tenaga surya sudah tidak memasok tenaga,” jelas Wawan.
Pembangkit energi baru dan terbarukan itu, kata Wawan, baru pertama di Karimun. Para tenaga ahli mereka tergolong berpengalaman di bidangnya, meski PT KPP baru berdiri yang didanai oleh sejumlah pemodal dalam negeri, termasuk Rizki Faisal. Investasi akhir nantinya mencapai USD 55.000.000, dengan memproduksi tenaga listrik sebesar 40 MW.
Sebelumnya, Bupati Karimun, pada 2009 telah meresmikan PLTG dan para pemodal mengucurkan investasi, sehingga saat ini mereka telah menghasilkan tenaga 1 MW yang akan diujicoba kepada pelanggan industri. ”Pembangkit ini termotivasi sejak Jokowi meneken agreemen pembangkit dengan energi baru dan terbarukan belum lama ini,” kata Wawan.
Lokasi PT KPP berada di Karimun, Zona II. Di mana Zona 1 Area Kota disuplai oleh PT PLN, yang kebanyakan untuk rumah tangga dan perkantoran. Perusahaan BUMN itu dinilai belum siap menyediakan tenaga listrik untuk industri. ”Zona 2 di Karimun Bawah, zona PT Karimun Power Plan, ini untuk industri saja, di mana harganya akan lebih kompetitif dibanding PLN. Apalagi ini adalah pembangkit dengan bebas emisi, meskipun vnvestasi di awal cukup besar,” jelas Wawan.
”Kita dari jajaran direksi untuk saat ini belum ada energi yang dapat disuplai ke perusahaan, kebanyakan menggunakan energi solar genset untuk biaya operasional sangat besar, sehingga kita sebagai pemilik zona di Karimun Power Plan, dengan berdampak positif, memberi pengaruh ke wilayah positif. Ada lahan di belakang, sedang land clearing utk menambah 4 MW solar VP 3 MW Power Baterai, 2 MW untuk biomassa, ini di malam hari mensupport solar. Siang isi baterai dan sambil menyuplai yang sedang dipakai, ke klien yang telah disambung, malam pakai biomassa,” pungkasnya. (*)