Jakarta, Owntalk.co.id – Potensi ekonomi digital nasional yang diramalkan mencapai 20,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2045 menjadi sorotan utama dalam Grand Talkshow Menuju Indonesia Emas 2045.
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya, R. Wijaya Kusumawardhana, yang mewakili Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, mengungkapkan pandangannya pada acara tersebut di Yogyakarta pada Jumat (12/1/2024).
Generasi muda, yang saat ini berusia antara 15 hingga 30 tahun, menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan proyeksi ekonomi digital ini.
Menurut Wijaya Kusumawardhana, mereka bukan hanya merupakan pengguna sosial media terbesar di Indonesia, melainkan juga menjadi pendorong utama dalam mencapai kontribusi hingga 20,7 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2045.
Staf Ahli Menkominfo juga menyampaikan fakta bahwa Indonesia saat ini membutuhkan setidaknya sembilan juta tenaga kerja semi terampil dan terampil di sektor digital dari 2015 hingga 2030.
Pentingnya keahlian digital dan produktivitas menjadi sorotan dalam konteks ini, terutama mengingat kurangnya produktivitas masyarakat saat ini dalam menggunakan internet.
Ketika teknologi digital berkembang pesat, termasuk keamanan siber, komputasi awan, Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan (AI), Wijaya Kusumawardhana menekankan perlunya pemetaan kondisi masyarakat terkait infrastruktur, keterampilan digital, dan pemberdayaan teknologi digital. Ini bertujuan untuk menghadapi tantangan dan peluang di sektor digital.
Pemanfaatan teknologi AI juga menjadi fokus, dengan Wijaya Kusumawardhana mengingatkan bahwa optimalisasi ini dapat memudahkan kehidupan sehari-hari.
Namun, dalam konteks ini, pemahaman pengguna tentang keterbatasan pemanfaatan AI menjadi hal yang krusial.
Lebih lanjut, Kementerian Kominfo berupaya memfasilitasi pelatihan pemanfaatan teknologi AI melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Leadership Academy (DLA).
DTS telah melatih lebih dari setengah juta peserta dalam periode 2019-2023, sementara DLA melibatkan lebih dari seribu peserta dengan fokus pada keterampilan digital tingkat lanjut.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Ahmad Dahlan dan Komunitas NFT Indonesia. Kepala Kepolisian DI Yogyakarta, Suwondo Nainggolan, juga turut hadir, menambah dimensi penting pada kesuksesan acara tersebut.