banner 728x90

Endipat: Prabowo Memberi Prioritas Pemuda Jadi Pemimpin

Meireza Endipat Wijaya.

Batam, Owntalk.co.id – Ketua DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Meireza Endipat Wijaya, menyatakan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto sangat senang berdialog dengan anak muda, sehingga dalam kepemimpinannya nanti akan memberi prioritas kepada orang muda untuk mengeksplorasi kemampuannya. Di sisi lain, para nitizen, buzzer, serta warga masyarakat yang masih meragukan kepemimpinan Prabowo-Gibran diyakini akibat belum mengenal baik figur kedua tokoh itu.

”Politik adalah penentuan rakyat untuk memilih pemimpinnya. Usia muda jangan dijadikan patokan dalam memilih pemimpin, sebab Jenderal Sudirman lebih muda (daripada Gibran) saat berjuang untuk bangsa ini. Umur tidak menentukan kedewasaan, yang penting sudah berpengalaman, sudah menggunakan pikiran secara matang. Pengalaman itu bisa dipelajari dari orang lain. Dalam usia saya yang masih 38 tahun, sekarang sudah banyak pengalaman yang saya dapat dari kepemimpinan Prabowo,” kata Meireza Endipat Wijaya, dalam sebuah wawancara di salah satu media belum lama ini.

Endipat juga menjelaskan, misalnya Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi pasangan Prabowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres). Anak Joko Widodo itu telah bersama Jokowi seumur hidup, telah banyak mempelajari pengalaman Jowoki, bahkan dididik langsung oleh Jokowi. ”Nitizen mungkin belum tahu, belum mengerti seperti apa pemimpin yang muda. Jangan selalu mendikotomi usia muda dan tua. Nanti setelah mereka mengenal lebih jauh siapa dia (Gibran) misalnya, barulah diakui,” ucap Endipat.

Banyak orang muda, kata Endipat, yang sudah banyak berbuat atau melakukan di usia muda. Khusus untuk anak muda yang bergabung dalam dunia politik, dia menasehati agar tidak mudah menyerah. ”Teruslah belajar, jangan cepat baper (bawa atau terbawa perasaan). Begitu banyak kepentingan orang, mana yang bisa kita kerjakan harus dikerjakan di masa muda, apalagi hal-hal yang berguna untuk orang banya,” jelasnya.

Meireza Endipat Wijaya merupakan calon legislatif untuk DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Kepri. Dia menyayangkan seringnya orang-orang muda membully (merundung), terkhusus dalam pencalonan Prabowo sebagai Calon Presiden dan Gibran sebagai calon wakil presiden. ”Mudah-mudahan setelah buzzer bekerja untuk yang memberi pesan, akan sadar. Tetapi saya tekankan di sini, bahwa kami berprinsip seorang pemimpin harus terus membuat perbaikan. Kita ciptakan orang gampang cari makan, gampang cari pekerjaan, sehingga rakyat akan sejahtera. Untuk menjangkau tujuan itu, Prabowo menyebut semua bully (sosmed) disenyumin aja. Gibran menyebut dijogetin aja,” kata Endipat dengan nada humor.

Meireza Endipat Wijaya berasal dari Sumatera Selatan, Ibu dari Bengkulu. Dia telah menekuni sebagai Koordinator Wilayah Kepri di Partai Gerindra selama 12 tahun. Saat menempuh pendidikan SMP dia berada di Bengkulu, SMA Taruna Nusantara Magelang, pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Pertambangan. Kemudian dia menempuh pendidikan di Jerman, disekolahkan Prabowo Subianto. Setelah bekerja, Endipat mendapat pengalaman bekerja di Thailand, lalu dilanjutkan ke Kalimantan Timur, setelah itu bekerja di Jakarta di perusahaan tambang batu bara milik Prabowo.

Sambil bekerja di perusahaan milik Prabowo Subianto, Endipat meneruskan kuliah Strata 2 (S2). Kedekatannya dengan Prabowo mendorong dirinya masuk sebagai pengurus DPP Gerindra sejak belasan tahun silam. Sambil bekerja di perusahaan milik Prabowo, Endipat sering menjelajahi daerah kabupaten dan kota di Kepri. Sekarang dirinya telah berhenti bekerja di perusahaan milik Prabowo, karena diangkat menjadi Staf Khusus Menteri Pertahanan.

Menurutnya, Prabowo sering mengumpulkan anak muda, memberikan pelajaran, kuliah, dan menyampaikan kepada orang muda agar terus memberi kontribusi dalam dunia politik. Ada filosofi Jerman yang menyebut ‘Duta Politik Duta Terbodoh.’ ”Dari politik lahir kebijakan politik, politik juga membuat harga naik, karena politik ada kemiskinan, pengangguran, pelacuran. Politik juga yang menimbulkan adanya kerusuhan, harga naik, peperangan. Kepala daerah lahir dari politik. Semuanya kita bertanggungjawab, karena semuanya terlibat dalam politik, seperti pemilihan umum (pemilu).”

Endipat berharap warga memilih orang baik, sehingga akan lahir pemimpin yang baik. Dalam menentukan masa depan bangsa, harus ditopang oleh skill, niat, kecakapan untuk memimpin. ”Jangan melihat orang hanya tampilan. Banyak orang melihat tampilan baik, dipilih, tetapi bisa salah. Sekali salah bisa sangat mempengaruhi politik, bisa diingat terus jika salah sekali. Mudah2an kita memilih pemimpin yang baik di 2024. Pemimpin yang baik akan memberikan orang lain meneruskan kepemimpinannya. Mempersiapkan generasi penerusnya untuk melanjutkan kepemimpinan, itulah pemimpin yang baik,” ujarnya.

Menurut Ketua DPP Gerindra itu, wilayah Kepri adalah wilayah yang khusus. Kepri harus diberikan kekhususan tersendiri di mata pemerintah pusat. ”Wilayah Kepri sangat khusus dalam segi demografi, jumlah penduduk, keberagaman suku dan etnis. Ada macam-macam suku di Kepri, seperti Melayu, Minang, Jawa, Batak, dan berbagai etnis dari Indonesia Timur. Di sisi lain, Kepri kaya dengan sumber daya alam, ada gas, minyak bumi serta tambang bauksit, dan lain-lain,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *