Jakarta, Owntalk.co.id – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, terus berkomitmen untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemanfaatan teknologi digital dengan penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) di Fasilitas Kesehatan.
Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat membuka acara AeHIN General Meeting 2023 pada Selasa, 7 November 2023, menjelaskan bahwa RME akan membantu standarisasi pertukaran data kesehatan. Hal ini akan membuat akses ke layanan kesehatan menjadi lebih cepat, mudah, dan transparan.
“Saya yakin, langkah ini tidak hanya akan mempermudah akses data layanan kesehatan, tetapi juga akan mengurangi asimetri informasi yang sering membuat biaya layanan kesehatan menjadi mahal,” kata Menkes Budi.
Upaya ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 yang diterbitkan pada Agustus 2022. Transformasi digital ini juga didukung oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan.
Seluruh data kesehatan akan disimpan di dalam platform big data SATUSEHAT, yang akan menjadi ekosistem data kesehatan. Lebih dari 60.000 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia akan terlibat, termasuk lebih dari 10.000 fasilitas perawatan primer, 17.000 klinik swasta, 3.000 rumah sakit, 1.000 laboratorium, dan lebih dari 30.000 apotek yang akan diintegrasikan ke dalam SATUSEHAT.
Diharapkan bahwa semua fasilitas kesehatan ini akan menerapkan RME, termasuk dalam proses digitalisasi data kesehatan, mengikuti format data kesehatan yang standar, menerapkan protokol keamanan data, dan mengikuti protokol pertukaran data yang telah diatur.
Data individu akan secara otomatis menjadi bagian dari data demografi dalam Sistem Informasi Kesehatan, kecuali jika pemilik data menolak untuk berpartisipasi dalam penggunaan dan pemrosesan data pribadi mereka.
“Platform SATUSEHAT akan membuka aksesibilitas data yang sebelumnya terbatas atau hanya tersedia di sektor perbankan,” kata Menkes Budi.
Selain itu, Kemenkes juga mencatat kemajuan dalam pengobatan melalui Inisiatif Ilmu Biomedis & Genom (BGSi). Pengembangan berbasis genom BGSi akan diimplementasikan di berbagai rumah sakit di Indonesia sebagai langkah terobosan dalam pengobatan yang presisi.
Menkes Budi menekankan bahwa integrasi genomik ke dalam sistem layanan kesehatan yang terintegrasi di SATUSEHAT memiliki potensi besar untuk mendorong kemajuan pengobatan yang presisi di Indonesia.
“Penelitian dan pengembangan untuk pengobatan yang presisi akan didukung oleh infrastruktur digital yang telah kami miliki. Saya yakin ini akan menjadi komponen penting dalam mendorong pengobatan yang presisi di Indonesia,” ujar Menkes Budi.