Jakarta, Owntalk.co.id- Masyarakat Jepang menghadapi tantangan unik setelah tiga tahun menutup mulut mereka dengan masker akibat pandemi Covid-19.
Meskipun pemerintah melonggarkan aturan masker sejak Maret 2023, sayangnya kini warga Jepang gagal beradaptasi dengan kehidupan dan mengalami kesulitan tersenyum tanpa masker di wajah.
Tidak sedikit yang mengakui bahwa mereka benar-benar lupa bagaimana tersenyum. Ada yang mencoba tersenyum tetapi otot wajah mereka kaku. Mereka merasa canggung ketika tersenyum. Beberapa bahkan mengalami situasi yang lebih kompleks.
Banyak yang mengungkapkan reaksi aneh, dengan senyum yang terlihat canggung dan palsu. Kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan tanpa masker mendorong masyarakat Jepang untuk mencari solusi.
Untuk bisa senyum kembali, mereka bahkan membentuk kelompok tutor senyum yang mengajarkan teknik dan seni tersenyum.
Para tutor senyum ini menjadi pelopor dalam bisnis pendidikan senyum, mengajarkan orang cara menyusun senyum yang tulus dan alami. Ribuan peserta membayar sekitar US$ 650 per kursus untuk memulihkan kemampuan tersenyum warga Jepang.
Meskipun mungkin terdengar aneh, kursus ini telah menjadi populer di Jepang, khususnya di kalangan wanita. Perusahaan-perusahaan besar seperti IBM pun ikut menyelenggarakan sesi pelatihan senyum untuk karyawan mereka.
Bahkan, panti jompo mempekerjakan tutor senyum untuk membantu lansia mengembalikan kebiasaan tersenyum.
Mereka belajar bagaimana mengendurkan otot wajah dan melatih-melatih otot tubuh. Tak hanya itu, mereka juga selalu menatap cermin untuk menguji sejauh mana kemajuan yang mereka buat.
Menariknya, mereka yang lulus dari kursus ini menjadi pelanggan yang bahagia. Karena peserta kursus senyum telah menghabiskan waktu berjam-jam agar mampu tersenyum kembali.
Seperti yang diketahui, senyum bukan hanya tentang ekspresi wajah tapi ini juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Senyum membantu orang hidup lebih lama dengan menghilangkan stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mengurangi tekanan darah dan senyum adalah kunci untuk kontak sosial.
Dengan itu, Kursus senyum memberikan kesempatan bagi masyarakat Jepang untuk mengembalikan kebiasaan yang mungkin terlupakan selama masa pandemi.
Terutama di kalangan Muslim, senyum dihadapan saudara dianggap sebagai bentuk sedekah, sesuai dengan ajaran Nabi.