Rumah Singgah Provinsi Kepri, Terbukti Meringankan Beban Masyarakat & Meningkatkan Akses Kesehatan

Peresmian Rumah Singgah Jakarta dan Batam oleh Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad.

Batam, Owntalk.co.id – Mewujudkan akses layanan kesehatan yang mudah, ekonomis, dan bersahabat telah menjadi dambaan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mewujudkan impian ini, komitmen tinggi dari pemerintah menjadi suatu keharusan.

Dalam konteks ini, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan responsivitas yang cukup tinggi terhadap kebutuhan masyarakatnya dengan menyediakan ‘Rumah Singgah‘. Fasilitas ini berfungsi sebagai tempat tinggal sementara bagi masyarakat yang menjalani rujukan pengobatan di luar daerah asal mereka. Poin menariknya adalah keberadaan dua unit Rumah Singgah, yaitu di Jakarta dan Kota Batam.

Sebelum adanya Rumah Singgah, masyarakat Kepri yang merujuk penyakitnya ke Jakarta harus menghadapi biaya tambahan untuk penginapan, makan, dan sebagainya. Hal yang sama berlaku bagi warga di pulau-pulau yang berobat ke Kota Batam.

Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad, dengan memahami kondisi masyarakatnya yang mayoritas sebagai nelayan dengan penghasilan terbatas, menggagas ide untuk menciptakan Rumah Singgah. Rumah ini menyediakan tempat tinggal gratis bagi masyarakat Kepri yang berobat ke Jakarta dan warga di pulau-pulau yang ingin berobat ke Kota Batam.

Dua Rumah Singgah tersebut sudah beroperasi, dengan salah satu di Jakarta bernama Rumah Singgah Raja Ahmad Engku Haji Tua, terletak di Jl. Bendungan Jatiluhur Il No 21-22, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lokasinya relatif dekat dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, tempat rujukan umum bagi masyarakat Kepri.

Rumah Singgah ini merupakan hasil renovasi dari kantor Badan Penghubung Provinsi Kepri. Ansar Ahmad melihat bahwa keberadaan kantor Badan Penghubung sebelumnya lebih banyak untuk kegiatan pejabat di Jakarta. Menurut Ansar, kantor tersebut lebih bermanfaat jika diubah menjadi Rumah Singgah, memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang menjalani rujukan pengobatan ke Jakarta.

“Kita sebagai pejabat diberi amanah untuk melayani masyarakat, bukan justru minta dilayani. Makanya kita pikir lebih pas keberadaan kantor Penghubung di Jakarta kita alih fungsikan menjadi rumah singgah sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat kita yang akan berobat ke Jakarta,” ujar Ansar pada Senin (2/10/2023).

Menurut Ansar, Rumah Singgah ini menjadi bukti nyata dari kepedulian Pemprov Kepri terhadap pelayanan kesehatan masyarakatnya. Bagi mereka yang dirujuk ke Jakarta, Rumah Singgah memberikan tempat tinggal sementara secara gratis selama proses pengobatan.

Rumah Singgah Raja Ahmad Engku Haji Tua memiliki 12 kamar dengan 54 tempat tidur, dilengkapi dengan fasilitas AC, kulkas mini, lemari, dan pemanas air. Selain itu, tersedia fasilitas dapur, klinik, dan ruang mencuci. Semua fasilitas ini disediakan secara gratis bagi masyarakat Kepri yang menggunakannya.

“Rumah singgah ini gratis untuk masyarakat Kepri yang sakit dan harus merujuk ke Jakarta. Mereka juga kita beri makan dan sebagainya, termasuk ambulan untuk antar dan jemput ke rumah sakit tujuan,” jelas Ansar.

Sejak diresmikan pada Mei lalu, Rumah Singgah Raja Ahmad Engku Haji Tua telah melayani 58 pasien dan 59 pendamping, dengan jumlah ini terus bertambah seiring dengan banyaknya permintaan dari masyarakat.

Selain Rumah Singgah di Jakarta, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga telah menghadirkan satu Rumah Singgah di Kota Batam untuk mengakomodir masyarakat dari pulau-pulau sekitar yang merujuk ke Batam.

Rumah Singgah di Batam diberi nama Rumah Layanan Singgah Insan Kepri Sehat ‘Mahligai Keris’ yang terletak di Perumahan Kartini No 29 – 30 Sei Harapan, Kecamatan Sekupang. Saat ini, rumah singgah ini baru memiliki 6 kamar dengan 16 tempat tidur, namun rencananya akan terus ditambah hingga mencapai 50 tempat tidur pada tahun 2024.

Selain menyediakan tempat tinggal, kedua Rumah Singgah ini juga menyediakan layanan antar-jemput ambulans untuk pasien dari rumah singgah ke rumah sakit atau sebaliknya.

Program Rumah Singgah ini sejalan dengan Kepresidenan ASEAN Indonesia Tahun 2023 dengan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Indonesia berkomitmen untuk mengawal ASEAN menuju tahun 2045, dengan fokus pada adaptabilitas, responsivitas, dan daya saing.

Rumah Singgah menjadi wujud nyata dari responsivitas Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terhadap aksesibilitas masyarakat terhadap layanan kesehatan. Sekarang, masyarakat tidak perlu khawatir mencari tempat tinggal selama berobat ke Jakarta atau Batam.

Inovasi adaptif juga tercermin dalam pembuatan situs web khusus untuk pendaftaran tamu Rumah Singgah, yaitu https://rumsing.kepriprov.go.id. Masyarakat dapat dengan mudah mendaftar untuk memanfaatkan fasilitas ini melalui situs web tersebut, menghilangkan keharusan pendaftaran manual.

Kriteria pasien yang dapat menggunakan Rumah Singgah meliputi masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang tidak memiliki tempat tinggal tetap di DKI Jakarta/Batam, pasien dengan BPJS Kelas 3 dan Kategori Tidak Mampu menjadi prioritas, serta pasien yang terdaftar di rekam medis Rumah Sakit tujuan di Jakarta/Batam dan sekitarnya.

Selama tinggal di rumah singgah, pasien hanya dapat mengajukan perpanjangan maksimal 3 kali dengan masa sekali perpanjang masa tinggal adalah 30 hari. Pasien dengan kondisi tertentu wajib didampingi oleh minimal 1 orang pendamping serta maksimal 2 orang pendamping dari pihak keluarga.

Kehadiran dua rumah singgah ini secara berkesinambungan bisa meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.

IPM Kepri tahun 2022 mencapai 76,46, meningkat 0,67 poin atau tumbuh 0,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 75,79. Peningkatan IPM Kepri didukung oleh peningkatan pada dua dimensi penyusunnya yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat dan dimensi pengetahuan.

Rumah singgah merupakan salah satu upaya konkret untuk meningkatkan IPM di Provinsi Kepri agar dapat mencapai predikat sangat tinggi seperti yang diharapkan oleh Gubernur Ansar Ahmad. 

“Dengan adanya rumah singgah ini, masyarakat dapat menghemat biaya transportasi dan penginapan yang biasanya menjadi beban bagi mereka yang harus berobat ke Jakarta atau Batam,” kata Ansar Ahmad. 

Selain itu, rumah singgah ini juga dapat membantu masyarakat mendapatkan akses lebih mudah dan cepat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini dapat meningkatkan angka harapan hidup dan kesehatan masyarakat secara umum.

Capaian IPM Provinsi Kepri yang sudah tinggi juga dapat mempengaruhi IPM secara nasional melalui mekanisme difusi dan spillover. 

Dalam konteks ini, Kepri dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia dalam meningkatkan IPM melalui berbagai program dan kebijakan yang efektif dan inovatif. Misalnya, program rumah singgah bagi masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal sementara selama menjalani pengobatan rujukan di Jakarta dan Batam, program hilirisasi alumina, atau program digitalisasi ekonomi dan pelayanan publik.

Dampak positif capaian IPM Provinsi Kepri tidak hanya dirasakan oleh Indonesia secara nasional, tetapi juga oleh kawasan ASEAN secara regional. Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia memiliki peran penting dalam menentukan arah dan dinamika pembangunan manusia di kawasan ini. Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan integrasi regional di ASEAN. 

Peningkatan IPM di tingkat regional akan ikut meningkatkan daya saing ASEAN secara global. Dengan memiliki IPM yang tinggi, ASEAN dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini akan memungkinkan ASEAN untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih unggul dan kompetitif di pasar global.

Dengan demikian, capaian IPM Provinsi Kepri yang sudah tinggi memiliki dampak yang luas dan beragam bagi IPM secara nasional dan regional.

“Capaian ini menunjukkan bahwa Kepri telah berhasil dalam mewujudkan visi pembangunan manusia yang berkelanjutan, inklusif, dan berpusat pada masyarakat. Semoga dengan adanya capaian ini, Kepri dapat terus berkontribusi positif bagi pembangunan manusia di Indonesia dan ASEAN,” ujar Ansar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *