Tanjungpinang, Owntalk.co.id – Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad, secara resmi meluncurkan “Gerakan Selamatkan Pangan” Provinsi Kepri dalam sebuah acara yang berlangsung pada Minggu (24/9) di halaman Gedung Daerah Tanjungpinang.
Peluncuran ini diselenggarakan setelah upacara peringatan HUT ke-21 Provinsi Kepri, dan melibatkan seluruh perangkat daerah dalam penandatanganan kesepakatan bersama.
Menurut Gubernur Ansar, Gerakan Selamatkan Pangan adalah upaya bersama untuk mengurangi kerawanan pangan dan masalah gizi melalui sejumlah inisiatif, termasuk mengurangi pemborosan makanan (food waste) dan mendonasikan makanan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan.
Selain itu, makanan yang sudah tidak layak konsumsi oleh manusia akan dimanfaatkan sebagai pakan hewan ternak, kompos, atau untuk kebutuhan industri.
“Di Indonesia, Kepri merupakan Provinsi pertama yang melakukan pencanangan ini. Hal ini perlu jadi perhatian kita bersama agar kita lebih hemat makanan, tidak berlebih-lebihkan. Makanlah secukupnya, karena itu juga sesuai dengan ajaran agama. Bayangkan, berdasarkan data setiap tahun Indonesia tercatat telah melakukan pemborosan makanan hingga 150 triliun,” kata Ansar.
Pemborosan makanan atau food waste, menurut Ansar, terjadi ketika makanan masih dalam kondisi baik dan aman, namun berisiko terbuang atau dimusnahkan jika tidak dimanfaatkan. Namun, perlu dicatat bahwa food waste ini tidak mencakup sisa makanan (left over food) di hotel, restoran, catering, toko ritel, industri makanan, atau pusat perbelanjaan.
Gerakan Selamatkan Pangan atau food rescue adalah upaya penyelamatan makanan yang berpotensi menjadi food waste oleh pihak-pihak yang memilikinya, dengan tujuan untuk membagikannya kepada mereka yang membutuhkan, serta dengan mengedepankan kebijakan dan sosialisasi untuk mencegah pemborosan makanan.
Dalam rangka memperkuat program ini, Pemerintah Provinsi Kepri telah mengeluarkan Instruksi Gubernur Kepulauan Riau Nomor: 521/417/DKPPKH tentang Gerakan Selamatkan Pangan Provinsi Kepulauan Riau yang mengusung prinsip “Stop Boros Pangan” dengan tujuh langkah utama.
Langkah-langkah tersebut mencakup mengambil makanan secukupnya dengan gizi seimbang dan menghabiskannya, membawa pulang makanan yang tersisa (take away), bijak berbelanja pangan dengan merencanakan menu, manajemen penyimpanan bahan makanan dengan menggunakan wadah yang sesuai, memeriksa tanggal kedaluwarsa, mengolah kembali makanan berpotensi terbuang menjadi menu variasi, serta mendonasikan makanan berlebih kepada yang membutuhkan.
Gubernur Ansar Ahmad menegaskan bahwa program ini mendorong hemat makanan, bukan hanya di rumah, tetapi juga dalam acara-acara tertentu, dengan lebih menghargai produk-produk makanan lokal dan mengurangi impor makanan dari negara lain seperti buah-buahan.
“Intinya program ini mengajak kita semua berhemat, tidak melakukan pemborosan makanan. Tidak hanya dirumah aja, tapi dalam acara-acara tertentu agar menggunakan produk makanan dari petani. Kurangi makanan dari negara lain seperti buah dan sebagainya,” tegasnya.