banner 728x90

Menteri Bahlil Berhasil Selesaikan Konflik di Rempang

Bahlil Lahadalia (kanan) bersama Ketua Prosperas Kepri, Hazhari.

Batam, Owntalk.co.id – Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, disebut berhasil mengurai masalah sengkarut investasi akibat penolakan warga di Rempang. Bahlil yang khusus diutus Presiden Joko Widodo, setelah melakukan pertemuan dengan warga Rempang dan berbagai element, akhirnya berhasil meyakinkan warga untuk menyambut masuknya investasi.

”Harus saya akui beliau (Bahlil Lahadalia) luar biasa. Layak diutus Presiden Jokowi karna beliau negosiator handal untuk masuk persoalan Rempang sebagai aktor penyelesai konflik, bukan memperkeruh konflik dan merasa paling besar karena memegang kekuasaan. Salut pak buat Mentri (Bahlil),” kata Ketua DPD Pospera Kepri, Hazhari, kepada wartawan di Batam, 18/9/2023.

Selama dua hari terakhir di Batam, agenda Bahlil di Batam, langsung mengisi waktu bertemu dengan dua menteri lainnya, yakni Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Hadi Tjahyanto dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Ada juga Wakapolri, Kejagung, Kabinda, Gubernur, Walikota serta pejabat terkait di Kepulauan Riau.

Bahlil Lahadalia bersama para aktivis di Kepri dan Batam, Senin, 18/9/2023.

Pasca rapat bersama para pimpinan di tingkat nasional itu, Bahlil melanjutkan turun ke lapangan tanpa ditemani Kepala BP Batam dan Gubernur Provinsi Kepri. Bahlil mendatangi rumah-rumah rakyat yang ada di Rempang, serta berbicara dari hati kehati bersama rakyat. Kehadirannya langsung ditanggapi positif oleh para tokoh Rempang sebagai orang tua yang harus dihormati untuk diajak bicara.

Pasca bertemu masyarakat secara langsung, Bahlil menyempatkan diri bertemu para aktivis di Batam dan Kepri, untuk melakukan diskusi singkat sekalian memohon doa dan dukungan agar para pimpinan di negeri ini bisa memberikan hal yang terbaik buat rakyatnya. Sebelum berangkat ke Jakarta, Menteri Investasi itu mengajak semua aktivis yang hadir agar bahu-membahu bekerja sama memberikan sumbangsih terbaik untuk masa depan bangsa.

Ini, hal yang tidak pernah dilakukan bahkan tidak pernah dipikirkan, barangkali oleh Kepala BP Batam. Tugas kita semua yang jauh lebih penting adalah siapa yang akan mengawal komunikasi pasca Mentri kembali ke Jakarta. Siapa yang mengawal BP Batam agar bekerja benar-benar mendekati rakyat. Jangan sampai, sudah ribut semua, lalu kembali masuk provokasi baru akibat rendahnya kemampuan komunikasi kepada rakyat. Hazhari, Ketua Prospera Provinsi Kepri.

”Ini, hal yang tidak pernah dilakukan bahkan tidak pernah dipikirkan, barangkali oleh Kepala BP Batam. Tugas kita semua yang jauh lebih penting adalah siapa yang akan mengawal komunikasi pasca Mentri kembali ke Jakarta. Siapa yang mengawal BP Batam agar bekerja benar-benar mendekati rakyat. Jangan sampai, sudah ribut semua, lalu kembali masuk provokasi baru akibat rendahnya kemampuan komunikasi kepada rakyat,” jelas Hazhari.

Ketua Pospera Kepri itu menilai, bahwa di Batam dibutuhkan pejabat seperti Bahlil, yang dapat mencairkan ketegangan antara warga dengan aparat. ”Perlu Bahlil Bahlil yang lain, yang dapat dipercaya untuk melaporkan progress kerja di Batam. Agar masyarakat terhindar dari provokasi dan informasi yang tidak substansional,” jelas Hazhari lagi.

Bahlil Lahadalia, SE lahir pada 7 Agustus 1976. Dia merupakan pengusaha Indonesia yang menjabat Menteri Investasi Indonesia merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di Kabinet Indonesia Maju Jilid II, sebagai pembantu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Bahlil dilantik menjadi Menteri Investasi Indonesia pada 28 April 2021.

Ia lahir dan mengenyam pendidikan di Maluku, dari SD N 1 Seram Timur hingga SMP N 1 Seram Timur sebelum pindah ke Fakfak, yakni tempat ayahnya berasal. Kemudian Bahlil melanjutkan pendidikan ke SMA YAPIS Fakfak. Ia memutuskan untuk belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura, sebuah perguruan tinggi swasta lokal.

Namun, seperti yang diungkapkannya, saat kuliah tamu di Universitas Brawijaya, ia lulus sangat terlambat di usia 26 tahun, karena pendidikannya terhenti akibat keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam di Papua, hingga akhirnya menjabat sebagai Bendahara Umum Pimpinan Nasional Himpunan Mahasiswa Islam.

”Doa kita semua, semoga masyarakat Rempang selalu diberkahi dan dikaruniai kesejahtetaan. Negara sedang memperjuangkan masa depan yang jauh lebih baik untuk rakyatnya. Negara tidak sedang menindas rakyatnya. Stop pembodohan dan stop provokasi. Ayooo berjuang bersama untuk masa depan rakyat yang jauh lebih baik. Masa depan rakyat jauh lebih mahal, tidak layak disatukan dengan provokasi dan urusan politik yang tidak bernalar, yakni yang mengedepankan fitnah dan prasangka,” pungkas Hazhari. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *