Milenial Indonesia semakin Kaya

Ilustrasi Generasi Milenial (Sumber: www.youthmanual.com)

Jakarta, Owntalk.co.id – Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), mengungkapkan bahwa generasi milenial di Indonesia semakin memperkaya diri dan berperan penting dalam menggerakkan sektor-sektor pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI pada tanggal 29 Agustus 2023. Perry juga menjelaskan bahwa milenial memiliki kontribusi signifikan dalam sektor perdagangan, logistik, akomodasi, makanan dan minuman, serta sektor jasa.

“Sektor jasa Indonesia itu sudah 45% dari pertumbuhan ekonomi kita. Sehingga, ini jadi daya dorong ekonomi kita,” tegas Perry.

Milenial yang dimaksud oleh Gubernur BI adalah individu yang lahir antara tahun 1980 hingga 1994, atau yang saat ini berusia antara 29 hingga 43 tahun. Jumlah milenial di Indonesia mencapai 69,38 juta orang, atau sekitar 25,87% dari total penduduk. Generasi Z, yang akan menjadi kelompok usia produktif dalam beberapa tahun mendatang, juga diharapkan akan memberikan dampak positif.

Kehadiran milenial sebagai motor pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat penting, terutama mengingat kondisi ekonomi global yang masih tidak stabil pasca-pandemi COVID-19. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 diperkirakan mencapai kisaran 4,7-5,5%, dengan perkiraan akhir sekitar 5,15%.

Angka tersebut mengesankan, mengingat tantangan global yang masih ada. Faktor utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan konsumsi, yang didorong oleh para milenial.

Selain itu, data lain juga menunjukkan bahwa ekspektasi penghasilan, penjualan ritel, dan Indeks Manufaktur PMI masih berada dalam kategori ekspansif. Semua ini memberikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi yang baik dapat berlanjut hingga tahun depan.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil di Indonesia juga menjadi sorotan, terutama dalam konteks ekonomi global yang masih tidak pasti. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 hanya akan mencapai 2,7%, dan 2024 diperkirakan sekitar 2,8%.

Oleh karena itu, target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% dalam RAPBN 2024 dianggap realistis, dengan fokus pada ekonomi domestik.

Keberhasilan mencapai target ini akan bergantung pada konsumsi rumah tangga yang kuat, inflasi yang terkendali, peningkatan pendapatan ASN dan pensiunan, serta dampak positif dari belanja pemilu dan pilkada serentak pada 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menekankan pentingnya investasi dalam sektor hilirisasi baik di bidang mineral maupun produk pertanian sebagai faktor pendukung pertumbuhan ekonomi.

Penyelesaian proyek-proyek strategis nasional (PSN), termasuk proyek ibu kota negara (IKN), juga diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, Indonesia memiliki alasan kuat untuk merasa optimis terhadap pemulihan ekonomi yang semakin membaik di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *