Batam, Owntalk.co.id – Melihat aksi penolakan masyarakat rempang terkait pembangunan mega Proyek Eco-City, menuai berbagai komentar dari beberapa kalangan masyarakat. Sebab dalam eksekusinya terjadi benturan antara masyarakat dan aparat penegak hukum yang sedang menjalankan tugasnya. Lagi dan lagi masyarakat adat menjadi korban ambisi pembangunan nasional.
John Pangalila Ketua Relawan Prabowo 08 Batam Kepri, menuturkan, pembagunan mega proyek Rempang Eco-City terkesan kejar target. Sebab mereka menggusur 16 kampung Melayu Tua yang telah eksis sejak 1834, tanpa adanya duduk bersama.
“Penyelesaian rempang galang, Bp batam harus mengedepankan cara kekeluargaan dan negosiasi. Saya yakin akan selesai dengan baik, bila menggunakan cara persuasif. Namun, saat ini BP batam terkesan kejar target,” ungkapnya, Jumat (08/09/2023).
Lajut Jhon, Warga Rempang Galang merupakan bagian dari keluarga kita juga. Dan harus diajak duduk bersama, mereka perlu didengar keluhan, masukan sebagai warga tempatan. Pihaknya menyarankan kepada BP Batam untuk menarik kembali Tim dan buat Tim negosiasi yang bertemu dengan tokoh masyarakat yang ada disana.
“Saya yakin akan ada penyelesaian dengan baik, Masyarakat disana enak bila kita ajak duduk besama. Saya punya pengalaman penyesaian di pulau sembur yang bisa diselesaikan dengan baik. Hal itu juga bisa kita lakukan kepada masyarakat Rempang,” jelasnya.
Jhon menambahkan, pihaknya tidak menolak adanya investasi, namun dengan adanya investasi pemerintah tidak bisa mengesampaingkan hak masyarakat. Jika ingin ada kemajuan kita harus mendengarkan keluhan mereka terlebih dahulu.
“Investasi sangat kita butuhkan, tapi tidak mengabaikan hak-hak warga tempatan. Jadi investasi juga maju tanpa mengabaikan warga sekitarnya,” tutupnya.