Jakarta, Owntalk.co.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya menggalakkan perkembangan industri alas kaki, terutama di tingkat industri kecil dan menengah (IKM). Potensi pertumbuhan industri ini sangat dipengaruhi oleh peran penting generasi muda dalam IKM, yang berhasil mengangkat tren mode dan gaya terbaru dalam alas kaki dengan memanfaatkan dan mengadopsi teknologi terkini.
Dalam rangka mencapai tujuan ini, Kemenperin bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) dan Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Sidoarjo meluncurkan kampanye #Indonesiamelangkah.
Kampanye ini bertujuan untuk mendorong kreativitas generasi muda dalam industri alas kaki, agar mereka dapat menggali potensi lokal dan memperkuat kolaborasi di dalam industri ini.
“Dalam menyadari bahwa generasi muda memiliki peran besar di industri alas kaki, terutama sebagai salah satu segmen utama pasar, kami berharap acara Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC) dapat memberikan dorongan signifikan dalam perkembangan industri alas kaki di Indonesia,” ungkap Reni Yanita, Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, saat berada di Jakarta pada Minggu (20/8/2023).
IFCC adalah kompetisi fotografi, videografi, dan desain yang tujuannya adalah untuk menghasilkan karya yang dapat dimanfaatkan oleh industri alas kaki. Kompetisi ini telah berhasil menarik minat para pelaku industri kreatif di bidang alas kaki. Dari 482 karya yang dikirimkan melalui website ifcc.bpipi.id, sejumlah 28 nominasi terpilih menjadi tiga finalis terbaik untuk masing-masing kategori: desain, fotografi, dan videografi.
Kepala BPIPI, Syukur Idayati, mengumumkan beberapa pemenang desain kompetisi tersebut, termasuk karya-karya seperti “La Farfalla” oleh Carolline Devina, “Underwater Magical” oleh Whenny Halim, dan “Blue Heizle” oleh Diva Aprilliani.
Sedangkan pemenang dalam kategori videografi adalah Rizki Putra dengan video berjudul “The Spirit of Raja Ali Haji“, Fazlur Rahman dengan video berjudul “Everything Begin Here“, dan Belgi Apriliandy dengan video berjudul “Start to The Next Level“.
Selanjutnya, karya-karya pemenang akan diintegrasikan dengan industri alas kaki, termasuk visual foto dan video dari desain outsole terpilih untuk mempromosikan produk alas kaki lokal.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan terbentuk kolaborasi yang kuat, pertukaran ide, serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkembangan dan peluang dalam industri alas kaki saat ini,” ungkapnya.
Rangkaian acara IFCC 2023 berakhir dengan Next Level Makers Talk dan Grand Final IFCC, yang diadakan bekerja sama dengan Petra Christian University serta berbagai pelaku industri alas kaki.
Dalam acara ini, pembicara seperti Dato Lewre, Pendiri Lewre Bespoke dari Malaysia, dan Alfonsus Ivan, Pendiri Sepatu Kanky Indonesia, berbagi pandangan dan pengalaman mengenai inovasi, tren, desain, serta strategi dalam memperluas jaringan dan peluang bisnis di industri alas kaki.
Sementara pelaku industri alas kaki di Indonesia, terutama dalam skala IKM, memiliki prospek perkembangan yang positif dari tahun ke tahun. Indonesia, sebagai salah satu produsen alas kaki terbesar di dunia, telah mencatat prestasi sebagai eksportir alas kaki terbesar ketiga setelah China dan Vietnam selama tahun 2022.
Data dari World Footwear Yearbook 2023 menunjukkan bahwa ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 535 juta pasang, atau sekitar 3,5% dari total produk alas kaki yang diekspor ke seluruh dunia. Di sisi lain, pasar lokal juga menunjukkan potensi yang cerah, dengan Indonesia menjadi konsumen produk alas kaki terbesar kelima di dunia.
Namun, industri alas kaki juga menghadapi berbagai tantangan seperti penurunan permintaan dari pasar ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa, serta persaingan dengan produk-produk harga rendah.
Dalam menghadapi tantangan ini, Ditjen IKMA melalui BPIPI berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan pelaku IKM alas kaki melalui berbagai program, termasuk peningkatan kapasitas SDM, bimbingan teknis produksi, sertifikasi, fasilitasi restrukturisasi mesin, inkubator bisnis, serta partisipasi dalam pameran domestik dan internasional.
Semua langkah ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi pasar dalam negeri, sambil menjaga pertumbuhan ekspor dan kontribusi industri alas kaki terhadap perekonomian nasional.