Batam, Owntalk.co.id – PT PLN Batam siap untuk menyediakan pasokan listrik yang andal dan kompetitif dari sumber daya energi baru terbarukan (EBT) guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan industri di Batam.
Hal ini diungkapkan melalui Nota Kesepahaman (MoU) tentang Rencana Kerja Sama Potensi Pengembangan, Pembangunan, Kepemilikan, dan Pengoperasian Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Indonesia, yang ditandatangani antara PT PLN Batam, PT PLN Nusantara Power, dan PT Energi Baru TBS. Kolaborasi ini bertujuan untuk memasok listrik dengan kapasitas sebesar 42 MWp.
Direktur Utama PT PLN Batam, M Irwansyah Putra, Direktur Utama PT PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, dan Direktur Utama PT Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo, secara resmi menandatangani komitmen MoU tersebut di Kantor Korporat PT PLN Batam pada Senin (17/4). Penandatanganan juga disaksikan oleh Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto.
Dalam sambutannya, Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo, mengungkapkan bahwa MoU ini merupakan bagian dari Transformasi PLN untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
“Kolaborasi ini juga bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat transisi energi di Indonesia dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dan mengurangi emisi karbon di sektor kelistrikan. PLN tidak bisa berdiri sendiri, PLN harus terbuka dan proaktif menggandeng pihak swasta untuk bersama-sama mencapai target Net Zero Emission 2060,” jelas Wiluyo.
Wiluyo menjelaskan bahwa transisi ke energi bersih untuk masa depan akan menjadi tulang punggung sistem kelistrikan di Batam. Ia berharap bahwa proyek PLTS Terapung ini dapat segera direalisasikan sehingga listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk menerangi Pulau Batam dan daerah sekitarnya yang terhubung dengan jaringan listrik PLN Batam.
Direktur Utama PT PLN Batam, M. Irwansyah Putra, menyatakan bahwa MoU ini merupakan langkah awal bagi PT PLN Batam, PT PLN Nusantara Power, dan PT Energi Baru TBS untuk bersama-sama melakukan studi kajian proyek dalam rangka pengembangan, pembangunan, kepemilikan, dan pengoperasian proyek PLTS Terapung di Waduk Tembesi, Batam.
“Pembangunan PLTS Terapung 42 MWp ini merupakan proyek EBT terbesar di Kepulauan Riau yang akan menjadi etalase untuk mengundang investor luar untuk berinvestasi di Batam. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat yang sejalan dengan meningkatnya kualitas hidup dan masyarakat Batam, serta meswujudkan pembangunan Pulau Batam, Rempang dan Galang yang berkelanjutan,” kata Irwansyah.
“PLN Batam mendukung penuh kebijakan PT PLN (Persero) dalam Transisi Energi dimana program Pemerintah, untuk peningkatan baruan energi baru terbarukan hingga tahun 2025 sebesar 23 persen,” tambahnya.
Komitmen ini juga sudah dituangkan dalam dokumen RUPTL PLN Batam 2023-2032 yang saat ini masih berproses, berupa pengembangan PLTS hingga 125 MW di tahun 2026.
“Dengan inisiasi pengembangan PLTS Apung di Waduk Tembesi sebesar 42 MWp, melalui sinergi antara PT Energi Baru TBS, PT PLN Nusantara Power dan PT PLN Batam. Kita harapkan kegiatan ini menjadi batu loncatan dalam kerjasama yang lebih besar dan kemitraan untuk pengembangan EBT lainnya. Harapan kami kedepannya kerjasama ini tidak terbatas hanya di Wilayah Batam dan bisa dikembangkan untuk daerah lain,” pungkas Irwansyah.
Sejalan dengan itu, Direktur Utama Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo, menyampaikan antusiasmenya untuk berkolaborasi dengan Nusantara Power dan PLN Batam dalam proyek PLTS Apung Tembesi. Menurutnya, proyek ini merupakan langkah penting dalam transformasi energi di Pulau Batam dan sejalan dengan dukungan perusahaan terhadap visi pemerintah dalam mencapai target energi terbarukan.
“Kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan Nusantara Power dan PLN Batam dalam proyek PLTS Apung Tembesi ini. Proyek ini merupakan langkah penting dalam transformasi energi di Pulau Batam dan dukungan kami terhadap visi pemerintah untuk mencapai target energi terbarukan,” ungkapnya.
Dengan kapasitas 42 MWp, total investasi yang akan dikeluarkan oleh TBS diperkirakan mencapai 50 juta USD, dan diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2024. Proyek ini menjadi prioritas TBS dalam sektor energi terbarukan dan akan menjadi proyek energi terbarukan skala besar pertama di Pulau Batam.