Jakarta, Owntalk.co.id – Dalam menghadapi ancaman resesi global Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan sejumlah strategi untuk memastikan sektor perikanan aman.
Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Erwin Dwiyana menuturkan salah satu langkah KKP adalah mengoptimalkan pasar perikanan domestik.
“Kalau kita melihat peluang, ketika resesi mungkin terjadi di beberapa negara utama, maka kita harus melirik pasar dalam negeri,” kata Erwin dalam konferensi pers di kantor KKP, Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Dengan penyerapan produk perikanan di pasar domestik menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir, Hal itu jadi peluang bagi sektor perikanan untuk mengoptimalkan pasar dalam negeri agar bisa bertahan dari krisis global.
Berdasarkan data BPS penyerapan produk perikanan di pasar domestik tahun 2021 mencapai 12,66 juta ton, kemudian tumbuh menjadi 13,11 juta ton pada 2022.
Adapun komoditas utama yang paling diincar masyarakat adalah tilapia, lele dan bandeng untuk perikanan budidaya, tongkol, kembung, dan teri untuk produk perikanan tangkap.
Erwin juga menjelaskan pertumbuhan eknomi dunia pada tahun 2023 diproyeksikan mengalami penurunan hampir di seleruh negara. Inflasi tinggi juga terjadi di negara-negara tujuan ekspor perikanan Indonesia yakni Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.
“Kondisi tersebu menjadi tantangan pada sektor perikanan, namun jangan khawatir karena indonesia memiliki banyak produk perikanan yang dapat ditawarkan di pasar lokal maupun internasional,” jelas Erwin.
Dari seluruh komoditas perikanan dunia, Indonesia hampir memiliki semua spesies. Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan kompratif atau comprative advantage.
Keran itu, KKP kini tengah menjalin kerja sama dengan negara-negara lain yang berpeluang menjadi pengimpor produk perikanan Indonesia.
“Strategi penguatan pasar di dalam maupun luar negeri sangat diperlukan untuk menjaga sektor perikanan tetap menggeliat, bahkan terus tumbuh meski situasi global sangat sulit,” kata Erwin
“Ketika ada masalah di pasar tujuan utama, Indonesia bisa menyasar pasar baru seperti Australia dan Korea Selatan yang permintaannya cenderung meningkat, selain itu ada juga pasar Arab Saudi dengan Captive market jamaah haji,” tambahnya.