Lima Negara ASEAN Usulkan Kebaya ke ICH UNESCO

(Foto: Kemendikbudristek)

Jakarta, Owntalk.co.id – Lima Negara di Asia Tenggara secara bersama-sama menyepakati mengusulkan kebaya ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (ICH) Organisasi Pedidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNESCO.

Lima Negara yang dimaksud, yaitu Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand yang sudah mengenal kebaya sebagai busana tradisional perempuan serta membentuk hubungan budaya bersama (shared culture).

“Proses pengusulan dimulai ketika Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Jakarta, pada 2021. Pertemuan ini membicarakan berbagai peluang kerja sama di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang kebudayaan,” tutur Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, Selasa (8/2/2023).

Hilmar juga menjelaskan, pengusulan ini dilakukan melalui mekanisme mekanisme bersama ( joint nominasi ). Mekanisme tersebut dikembangkan oleh UNESCO pada tahun 2008 sebagai salah satu upaya untuk mencapai tujuan Konvensi UNESCO 2003 ( Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Berwujud ), yaitu meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengurangi kerahasiaan budaya, serta memberikan pengakuan terhadap privasi praktik dan pengakuan komunitas di seluruh dunia dalam upaya pelindungan warisan budaya takbenda.

Adanya mekanisme kewajiban bersama, Hilmar menyatakan bahwa memasukkan unsur budaya ke dalam daftar ICH bukanlah pengakuan terhadap suatu negara atas hak paten atau hak kekayaan budaya warisan intelektual, melainkan kontribusi negara pihak (pengusul) dalam mempromosikan keragaman budaya dan mendorong dialog antar komunitas. 

“Dengan semangat demikian, diharapkan dapat mendorong terwujudnya perdamaian internasional dan memperkuat persatuan dan solidaritas regional ASEAN,” tutur Hilmar.

Sebagai informasi, pada tahun 2000, negara-negara anggota ASEAN mencetuskan Deklarasi Warisan Budaya yang berkomitmen memajukan pelindungan dan mempromosikan warisan budaya. Upaya pemajuan ini dilakukan dengan mengembangkan perspektif ASEAN berdasarkan elaborasi terhadap hubungan sejarah, warisan budaya, dan identitas daerah yang dimiliki bersama.

“Perspektif tersebut menjadi kerangka kerja sama ASEAN dalam upaya pembangunan nasional dan regional di bidang sosial, budaya, dan ekonomi,” ujar Hilmar.

Menindaklanjuti proses pakaian bersama, pemerintah melalui Kemendikbudristek akan menyelenggarakan kegiatan Workshop Pengusulan Kebaya Sebagai Nominasi Bersama 2023 di Jakarta. Tujuan kegiatan ini untuk mempererat hubungan kerja sama di bidang kebudayaan di antara negara ASEAN melalui pengisian bersama naskah persediaan Kebaya.

Kegiatan ini juga dapat menjadi bagian dari momentum Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 untuk memainkan peran penting dalam memperkuat kolaborasi di antara negara-negara anggota ASEAN dan mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan kawasan.

Penyelenggaraan workshop, Hilmar berharap dapat memberikan gambaran bagi komunitas di dalam negeri mengenai tujuan ICH UNESCO. 

“Sehingga tidak lagi menimbulkan pemahaman yang menganggap bahwa ICH UNESCO adalah pengakuan terhadap asal-usul suatu Warisan Budaya Takbenda atau pengakuan terhadap hak paten/hak kekayaan intelektual, melainkan untuk secara harmonis melindungi warisan budaya bersama tersebut,” kata Hilmar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *