Jakarta, Owntalk.co.id – Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan kunci mengatasi pengangguran di pasar kerja adalah menciptakan pasar tenaga kerja yang inklusif.
“Kemnaker telah membuat kebijakan Active Labour Market Policy (AMLP) untuk menciptakan pasar kerja yang inklusif dan penurunan bencana,” kata Ida Fauziyah.
Ida Fauziah menyebutkan, salah satu tantangan dalam penurunan respons di Indonesia adalah respons yang mengalami putus asa dari pekerjaan atau respons yang merasa tak mungkin memperoleh pekerjaan.
Dari total 8,4 juta orang respons, sebanyak 2,8 juta atau 33,45 persen mengalami putus asa pekerjaan. Dari 2,8 juta orang pengangguran yang mengalami situasi putus asa pekerjaan tersebut, sekitar 76,90 persen berpendidikan rendah (lulusan SMP ke bawah).
“Jadi karena tingkat pendidikan rendah, mereka tak memiliki harapan untuk memiliki perkerjaan. Ini mengindikasikan tingkat pendidikan mereka tak mampu menyiapkan mereka memasuki pasar kerja, baik pendidikan yang rendah maupun kompetensi mereka,” jelas Ida Fauziyah.
Adapun tantangan kedua dalam penurunan respons adalah tekanan untuk meningkatkan terciptanya lapangan kerja, khususnya di sektor formal. Dan tantangan ketiga adanya nilai budaya kerja baru.
“Generasi Y dan Z yang masuk dalam pasar kerja telah membawa nilai-nilai work-life-balance, pekerjaan yang bermakna dan worktainment,” ujar Ida Fauziyah.
Selanjutnya, tantangan keempat adanya risiko mismatched (ketidak sesuaian anatara supply and demand) akibat digitalisasi.
“Digitalisasi mendorong perubahan permintaan keterampilan kerja, pola hubungan kerja, serta waktu dan tempat bekerja yang semakin fleksibel,” jelasnya.