banner 728x90

UNESCO Akui Karimunjawa Sebagai Cagar Biosfer Dunia

Foto udara resor dengan fasilitas kolam renang di Pulau Tengah, Taman Nasional Karimunjawa. (Dok, Foto ANTARA)

Jakarta, Owntalk.co.id – Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2020 menetapkan Karimunjawa sebagai cagar biosfer dunia.

Penetapan itu seperti dilansir website Kementerian Luar Negeri diumumkan dalam sidang ke- 32 International Coordinating Council (ICC) Man and Biopsphere UNESCO, 27-28 Oktober 2020 secara daring dari Paris, perancis.

Karimunjawa terpiliha karena mempunyai ekosistem unik gabungan kepulauan, dataran rendah, hingga pegunungan dan jadi bagian dari 714 cagar biosfer dunia versi UNESCO yang terbesar di 129 negara. Pantas saja jika pemerintahan kolonial Belanda menjuluki Karimunjawa sebagai Caribbean Van Java atau Karibia dari Pulau Jawa.

Itu mengacu kepada ribuan pulau cantik mirip Karimunjawa di Laut Karibia, Amerika Selatan, dan sebagian membentuk negara-negara pulau yang berdaulat. Sejumlah pulau di sana jadi bagian dari Kerajaan Belanda seperti Aruba, Bonaire, Curacao, Sint Marteen, dan Saba.

Hal ini juga menjadikan Karimun sebagai magnet wisata bahari utama di Jawa Tengah. Merupakan salah satu kecamatan di kabupaten tempat lahirnya Pahlawan Nasional RA. Kartini, Jepara. Yang luasnya 74,6 kilometer persegi, terdiri dari 30 persen daratan dan 70 persen perairan.

Dikutip dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara tahun 2021, penduduknya berjumlah 10.116 jiwa. Yang tersebar di empat kelurahan yakni Karimunjawa, Kemujan, Parang, dan Nyamuk. Mayoritas penduduknya datang dari tiga suku utama, Jawa, Bugis, Madura.

Adapun keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Misalnya hutan hujan tropis, hutan mangrove dengan mayoritas mangrove sejati utama taua mayor berjenis Rhizophora. Mangrove sejati utama hanya tumbuh pada kawasan pasang surut dan membentuk tegakan murni saja tanpa ada tumbuhan darat. Hutan magrove ini dapat dijumpai di Pulau Kemujan.

Selain itu, ada pula tumbuhan khas Karimunjawa, namanya pohon dewandaru (Crystovcalyx macrophyla) atau cemara Belanda yang buahnya punya banyak manfaat buat kesehatan. Ekosistem bawah lautnya juga tak kalah menarik seperti padang lamun, terumbu karang mencangkup luas 7.487,55 hektar yang masih terjaga dengan baik.

Di Karimunjawa juga terdapat 400 jenis biota laut termasuk 242 jenis ikan hias. Dan menjadi rumah sejumlah fauna langka seperti elang laut dada putih (Healiaeetus leuogaster), penyu sisik (Eretmochels imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas).

Foto Pulau Menjangan Besar, Pengangkaran hiu Karimunjawa.

Hal itu menjadikan sejumlah pulau di kawasan Karimunjawa menjadi lokasi bertelur penyu sisik dan penyu hijau. Kawasan perairannya menjadi tempat berkembang biak beberapa jenis hiu jinak seperti hiu karang putih (Triaenodon obesus) dan hiu karang hitam (Charcharhinus melanopterus).

Kedua jenis hiu itu banyak ditemukan di perairan dangkal dan hidup berkelompok. Sesekali ikut muncul hiu paus (Rhincodon typus), jenis terbesar dari keluarga hiu.

Karimunjawa terdiri atas lima pulau berpenghuni dan 22 lainnya tidak dihuni serta delapan lokasi pasir timbul atau gosong. Hamparan pantai pasir putih, bukit-bukit hijau, gunung, dan barisan pohon kelapa menjulang di tepi pantai mewarnai pulau-pulau di sini. Jangan tanya soal pemandangan bawah lautnya, sungguh memukau di bawah biru jernihnya air laut.

Bahkan di pulau-pulau tertentu kita tak perlu repot menyelam hanya untuk melihat terumbu karang atau ikan-ikan hias. Karena, hanya cukup berdiri di atas dermaga atau kapal, kita sudah dapat melihat keindahan bawah laut itu. Komunitas selam nasional dan internasional kerap melakukan penyelaman bersama di titik-titik bawah laut Karimunjawa sekadar untuk menikmati keindahannya.

Ada juga enam pulau paling cantik untuk dikunjungi di Karimunjawa seperti Pulau Tengah, Pulau Cilik, Pulau Gleyang, Pulau Cemara Besar, Pulau Genting, dan Pulau Karimunjawa. Wisatawan umumnya ke sini untuk berenang di permukaan atau snorkeling atau menikmati jalan kaki memutari pulau berpasir putih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *