Batam, Owntalk.co.id – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meminta BP (Badan Pengusahaan Kawasan) Batam bertanggungjawab atas Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) yang belakangan sering mati. Pasalnya, hingga hari ini aliran air di Batam belum normal.
BP Batam harus bertanggungjawab terhadap pengelolaan air yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Pada saat listrik mati 1 Januari 2023, air pun ikut mati, bahkan sampai hari ini, belum juga normal. Salah satu permukiman yang hingga kini mengeluhkan air bersih adalah warga permukiman Bukit Indah Sukajadi, Sukajadi, Batam Center.
”BP Batam yang kini mengelola SPAM bersama PT Air Batam Hulu (ABHU) dan PT Air Batam Hilir (ABHI), tak memperhitungkan kebutuhan air yang semakin meningkat. BP Batam harus bertanggungjawab mengatasinya. PLN begitu padam, diteriakin warga, langsung action mengatasinya,” kata Ketua DPC PKB Batam, Surya Makmur Nasution, kepada Owntalk.co.id, di Batam, Kamis 5/1/2023.
Menurut SMN, panggilan akrab Surya Makmur Nasution, padamnya listrik pada awal Tahun Baru sangat disesalkan karena sebelumnya sudah diingatkan agar Bright PLN Batam mengantisipasi kemungkinan padamnya listrik. Dampaknya, Batam-Bintan mengalami black out.
Sementara tentang air, kata Surya Makmur, BP Batam tak mengumumkan faktor matinya air bersamaan matinya listrik. Mengutip pemberitaan pers, pada 1 Januari 2023, ada sejumlah titik yang mengalami pemadaman aliran air, seperti Batu Besar, Batu Aji, Sagulung dan Bengkong.
”Kita berharap BP Batam serius mengatasi matinya air. Air bersih ini hajat hidup orang banyak. BP Batam tak boleh melepaskan tanggungjawab karena listrik mati, lalu aliran air juga mati. Sekarang listrik menyala, kenapa air masih mati,” tegas SMN.
SMN, mengatakan telah menyampaikan keluhan warga Batam kepada Komisi III DPRD Batam, termasuk Anggota Fraksi PKB. ”Saya sudah sampaikan dan menyarankan kepada Komisi III untuk memanggil BP Batam segera,” ujar Anggota DPRD Kepri 2009-2014 dan 20114-2019 itu. (*)