Subspecies Anggrek Baru Ditemukan di Raja Ampat

Foto : Subspesies Anggrek baru di temukan di daerah Raja Ampat , papua

Jakarta, Owntalk.co.id – Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas karena kekayaan flora dan faunanya. Salah satu flora bernilai ekonomi tinggi adalah anggrek. Tanaman keluarga Orchidaceae ini tumbuh di seluruh pelosok Nusantara dengan vegetasi mulai dari pantai, hutan bakau, padang rumput, sampai ke puncak gunung.

Flora ini adalah suku terbesar dari tumbuhan berbunga. Sebanyak 70 persen spesies anggrek tumbuh secara menumpang pada tanaman lain atau epifit. Anggrek juga dapat menjadi tanaman terestrial, yakni tumbuh di tanah.

Sebagian besar keragamannya terpusat di kawasan tropis dan subtropis dengan sebaran dari dataran rendah sampai tinggi. Bentuk daun anggrek unik dan cantik, bahkan ada beberapa jenis yang harum baunya. Banyak kalangan menyukainya karena merawat anggrek tidak sulit.

Menurut Katalog Anggrek Indonesia 2021 terbitan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, dari sebanyak 25.000 spesies anggrek alam yang tumbuh di dunia, sekitar 5.000 spesies di antaranya ada di Indonesia. Peneliti konservasi tumbuhan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN I Nyoman Lugrayasa menyatakan, sebanyak 2.500 spesies di antaranya tumbuh subur di alam Papua.

Sebagian besar masih tumbuh secara liar dan belum dibudidayakan oleh masyarakat. Beragamnya vegetasi alam Bumi Cenderawasih itu mulai dari lembah sampai puncak gunung menjadi salah satu alasan tanaman cantik ini belum terjamah oleh manusia. Oleh sebab itu, setiap saat selalu saja ada temuan demi temuan spesies baru anggrek alam Papua oleh para peneliti.

Seperti halnya yang dilakukan oleh para peneliti anggrek dari Universitas Papua pada 2020 lalu dan baru diumumkan kepada publik di Manokwari, Rabu (14/12/2022). Seperti diungkapkan oleh Jimmy Frans Wanma, ini adalah subspesies dari Dendrobium lancilabium. Subspesies ini dinamai sebagai Dendrobium wuryae, terinspirasi dari nama istri Wakil Presiden Ma’ruf Amin yaitu Wury Estu Handayani.

Para peneliti menemukannya saat menggelar ekspedisi khusus selama satu pekan di kawasan Pegunungan Nok, Pulau Waigeo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. “Hasil penelitian itu sudah kami tulis dan publikasikan melalui Orchideen Journal terbitan 13 Desember 2022 yang berbasis di Belanda,” ucap Jimmy.

Menurutnya, masyarakat sekitar kawasan Gunung Nok tidak tahu jenis anggrek ini. Mereka menganggap semua anggrek adalah sama. Subspesies ini ditemukan tim peneliti yang terdiri dari Jimmy, Hairul, Jimmy Oru, Yanuar Ishak, Christian Maurits Kaviar, dan Muhammad Hasibuan.

Saat ditemukan, anggrek dalam kondisi sedang berbunga sehingga mudah dikenali spesiesnya. Anggrek berada di ketinggian 100-300 meter di atas permukaan laut, namun sulit untuk dibawa dari habitatnya ke tempat penangkaran baru. Ini terkait oleh peraturan yang mengikat tanaman dilindungi itu terlebih kawasan penemuan merupakan pusat konservasi beberapa jenis anggrek langka.

Semula, tim peneliti menyangka subspesies Dendrobium wuryae ini pernah ditemukan oleh naturalis terkemuka Inggris, Alfred Russell Wallace, dalam ekspedisinya ke Nusantara dan Papua selama delapan tahun sejak 1854 hingga 1862. Anggrek tersebut sempat dipublikasikan Wallace dalam bukunya yang terkenal, The Malay Archipelago atau Kepulauan Nusantara.

Subspesies Dendrobium wuryae sempat dipotret oleh Jimmy dan tim, kemudian dikirimkan kepada sejawat mereka, para peneliti anggrek tropis dari Royal Botani Garden Kew London yang dimiliki Kerajaan Inggris. Sekilas bentuknya sama dengan apa yang ditemukan oleh Wallace.

“Kita sudah bandingkan, dan menurut catatan herbarium Inggris serta tempat lainnya, ternyata ini jenisnya sangat beda dan baru,” ujar Kepala Sub Bidang Diseminasi Kelitbangan Badan Riset dan Inovasi Daerah Papua Barat, Ezrom Batorinding seperti dilansir dari Antara.

Para peneliti rencananya akan menyerahkan hasil temuan mereka tersebut kepada Wury Estu Handayani. Mereka menilai, istri Ma’ruf Amin tersebut berperan besar dalam penelitian flora di Indonesia, khususnya tanaman anggrek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *