banner 728x90
Batam  

Tahun 2023, Industri Maritim Kota Batam Butuhkan Ribuan Tenaga Kerja 

#image_title

Batam, Owntalk.co.id – Pada awal tahun 2023 mendatang, industri maritim di Kota Batam bakal membutuhkan ribuan tenaga kerja terampil, karena pesanan pembuatan kapal hingga perbaikan cukup banyak masuk sepanjang tahun mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh ketua Aliansi Maritim Indonesia (Almi), Osman Hasyim saat melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, para asosiasi industri maritim, perusahaan galangan dan perusahaan pabrikasi, Jumat (16/12/2022) di Travelodge Hotel Batam.

“Batam mampu menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga SDM kita yang sudah ada dipakai di luar negeri, sehingga sekarang kita menjadi kekurangan SDM, maka dari itu kedepan kita harus mampu lagi menciptakan SDM yang yang berkualitas,” ucap Osman.

Dikatakan Osman, untuk menciptakan SDM yang yang berkualitas tersebut, pihaknya akan melakulan kerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) agar bisa mencetak SDM untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri maritim di Batam.

“Dari akumulasi dan bincang-bincang kami para pelaku industri maritim, tenaga kerja yang dibutuhkan nanti sekitar 15 ribu sampai 20 ribu orang untuk perusahaan galangan, karena ada sekitar 400 kapal yang sudah in order. Belum lagi dari perusahaan pabrikasi seperti PT Smoe, tahun depan dia ada proyek baru lagi,” kata Osman.

Disebutkannya, bahkan saat ini perusahaan galangan kapal kekurangan tenaga kerja, maka dari itu dia meminta agar BLK untuk bisa menyiapkan SDM sesuai standar internasional sebuah perusahaan galangan. 

“Kita ingin perairan Batam ini tempat berkumpulnya kapal asing, dengan banyaknya kapal asing yang datang maka pasti membutuhkan galangan untuk sarana perawatan dan perbaikan. Dengan demikian, disamping galangan mendapatkan orderan baru, tentu juga tersedia alternatif lainnya, ketersediaan perawatan kapal, sehingga secara kontinyu lapangan kerja terbuka banyak untuk masyarakat,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti mengatakan, saat ini memang banyak pencari kerja (Pencaker) di Batam, namun rata-rata adalah non skill dan tidak mempunyai kemampuan bekerja di industri maritim.

“Rata-rata perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja saat ini adalah Penanaman Modal Asing (PMA) dan mereka minta agar tenaga kerja sesuai standar dan siap pakai. Sekarang yang paling banyak dibutuhkan itu seperti posisi welder, fitter, scaffolding, elektrikal miring,” kata Rudi.

Maka dari itu katanya, tahun depan Disnaker Kota Batam akan membuat field project untuk beberapa paket. Dimana nantinya diminta langsung dari perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja itu untuk ikut berpartisipasi, sehingga bisa langsung dapat SDM sesuai yang dibutuhkan.

“Karana ini perusahaan asing, maka dibutuhkan Lloyd’s register, yakni sertifikasi welder untuk internasional. Kalau Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) kurang diakui, sebab project yang ada di Batam adalah internasional dan sertifikasinya juga harus internasional,” tuturnya.

Menurutnya, untuk memenuhi sertifikasi SDM sesuai yang dibutuhkan itu kalau hanya dari dana APBD tidak akan bisa tuntas seperti yang diharapkan, maaka dari itu pihaknya akan mencari solusinya, salah satinya adalah mungkin ada perusahaan yang bersedia memberikan CSR nya untuk sertifikasi itu.

“Dari Job Fair yang kita lakukan beberapa waktu lalu, tidak ada yang memenuhi kriteria untuk bekerja di perusahaan galangan seperti yang dibutuhkan sekarang ini, mereka rata-rata adalah non skill, mereka kebanyak hanya untuk pekerja manufaktur saja,” ungkapnya.

Dia menghimbau agar masyarakat yang tertarik untuk bekerja di industri maritim agar segera mempersiapkan diri, melakukan pelatihan dan sertifikasi. 

“Untuk pelatihan dan sertifaksi itu biayanya memang cukup mahal, yakni mencapai hingga Rp12 juta,”  pungkasnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *