Batam, Owntalk.co.id – Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Kota Batam hadir dalam forum Fokus Group Discussion yang ditaja oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) kota Batam. Jumat, (28/10). di Hotel Santika.
Dalam FGD yang mengulas banyak hal tentang kondisi dan tantangan kota Batam pasca Covid 19 dan persiapan menghadapi ancaman resesi global 2023 itu, Gekrafs kota Batam juga menyoroti ketangguhan sektor ekonomi kreatif yang belum terjamah secara maksimal.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPC Gekrafs kota Batam, Susanna. Dia meyebut bahwa pengembangan sumber daya ekonomi kreatif di Batam belum optimal, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia-nya.
Susanna menyampaikan bahwa kondisi ketidak optimalan itu dipicu oleh tiga hal, yang pertama adalah persoalan kelangkaan bahan baku, kurangnya riset bahan baku, kesenjangan antara pendidikan dan industri, serta standarisasi dan sertifikasi yang belum baik.
Ke-dua, Susanna menyebut kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif di dalam dan luar negeri, terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap kreativitas lokal menjadi persoalan yang dapat memicu kondisi tersebut menjadi larut.
Terakhir, Kurangnya konektivitas jalur distribusi nasional, terkonsentrasinya pasar luar negeri, tingginya biaya promosi, belum diterapkannya sistem pembayaran online, dan rendahnya monitoring terhadap royalti, lisensi dan hak cipta.
“Selain itu, ekonomi kreatif masih dihadapkan pada masalah SDM yang sebagian besar belajar secara otodidak, sehingga kualitasnya belum cukup merata. Berbagai kegiatan dan sosialisasi yang diberikan pemerintah untuk mendorong ekonomi kreatif di Batam, belum optimal mendorong kesejahteraan masyarakat Batam. Pengembangan ekonomi kreatif diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan dan menciptakan pemerataan ekonomi.” kata dia
Jika melihat komitmen pemerintah dalam regulasi pengembangan ekonomi kreatif ini makin kuat dengan disahkannya UU Ekonomi Kreatif Nomor 24 Tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022 tentang Ekonomi Kreatif. Peraturan mengenai Ekonomi Kreatif tujuannya untuk menjadi tonggak penting kebangkitan sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Upaya pemerintah dalam pengembangan industri kreatif di Batam telah banyak dilakukan seperti yang difasilitasi oleh Deputi Infrastruktur Bekraf, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, DEKRANASDA, bahkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Batam, melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi, literasi, bantuan insentif hingga kegiatan festival dan exhibition.
Masyarakat juga sudah mulai melek sektor ekonomi kreatif, dengan bergabung di dalam komunitas GEKRAFS, sebagai wadah berhimpun pekerja kreatif, pelaku usaha subsektor ekonomi kreatif maupun masyarakat yang menaruh perhatian terhadap sektor ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, untuk merangsang semakin tumbuh kembangnya sektor ekonomi kreatif di kota Batam, Gekrafs menawakan tiga solusi untuk pemerintah dan stake holder terkait. Pertama, Pemerintah dan Stake holder harus menyiapkan wadah Batam Creative Incubator.
Batam Creatif Incubator ditujukan untuk menjadi inkubasi untuk para pekerja kreatif (freelance) maupun badan usaha kreatif untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan (coaching) dengan kurikulum terintegrasi dalam rangka pengembangan soft-skill SDM dan pengembangan bisnis (termasuk pitching investor). Bisnis sektor ekonomi kreatif yang merupakan UMKM terbukti tahan menghadapi krisis karena likuiditas yang dimilikinya.
Ke-dua, Susanna berharap Batam Creative Festival digelar secara rutin di kota Batam. Dalam ajang Festival ini, penyelenggara akan menghadirkan pelaku usaha dan pekerja kreatif dari 17 (tujuh belas) subsektor ke tengah-tengah masyarakat menjadi ajang unjuk gigi bagi anggota Gekrafs sekaligus menjadi hiburan bagi masyarakat. Selain itu, pelaku usaha UMKM akan ikut serta dalam bazar dan pameran, sehingga terjadi aktivitas jual beli dan dapat menjadi salah satu event pariwisata.
“Kegiatan ini telah diselenggarakan dengan sukses oleh DPC Gekrafs Kota batam pada tanggal 22-25 September 2022 di Harbour Bay Batam,” tegas dia
Ke-tiga, Batam Sister City. Kota Batam adalah kota heterogen, oleh karena itu, Kota Batam memiliki peluang yang besar dalam membangun program Batam Sister City. Melalui program ini, Kota Batam menjalin kerjasama dengan kota-kota besar lainnya di indonesia, untuk berbagi ide budaya dan ide kreatif baru, melakukan kerjasama event pariwisata dan kegiatan promosi produk unggulan daerah masing-masing.