Batam, Owntalk.co.id – Sejak Mei 2022, Sistem Penyedian Air Minum (SPAM) Batam terhenti, sejak bulan itu, penyambungan meteran baru belum dapat diakomodir oleh SPAM Batam.
Pernyataan itu disampaikan oleh Sekuriti jaga di SPAM Batam kantor pelayanan Bengkong. Selasa, (18/10).
Sekuriti yang enggan menyebutkan namanya itu menjelaskan bahwa sejak Mei 2022 pihak SPAM Batam belum melakukan penyambungan untuk permintaan pemasangan meteran baru.
Mereka beralasan hingga saat ini stok meteran baru untuk penyambungan belum tersedia.
Parahnya lagi, di kantor pelayanan tersebut masyarakat yang datang hendak mengajukan penyambungan air pun hanya disuguhi formulir administrasi, tanpa diberikan jawaban pasti terkait waktu penyambungan.
“Sudah sejak Mei kantor tak melakukan penyambungan meteran baru, kalaupun mau mengajukan permohonan, kami belum dapat memastikan kapan air akan tersambung,” kata dia
Sementara itu, salahsatu warga Batam bernama Ibal juga mengutarakan hal yang sama, dirinya pernah dijanjikan untuk pemasangan dengan waktu tunggu dua bulan, namun hingga saat ini rukonya belum juga teraliri air bersih.
“Kacau pelayanan SPAM Batam setelah diambil alih oleh BP Batam dan Moya, pelayanan menjadi tersendat dan tak prima,” kata dia.
Sementara itu, Warga Kavling Pandawa Mandiri, RW 16, Kelurahan Sei Binti, Kecamatan Sagulung yang berurusan dengan Kontraktor pemasangan air di bawah naungan SPAM Batam merasa diperas.
Pasalnya, pemasangan untuk meteran baru dilokasi itu, warga mengaku dimintai uang sebesar Rp 6.5 juta / rumah.
“Kami kaget, saat kontraktor bilang untuk biaya pemasangan Rp6,5 juta per rumah,” kata salah satu warga yang enggan namanya disebutkan, Selasa, (4/10).
Padahal, kata dia, di Kavling Pandawa Mandiri, RW 16 ada sekitar 20han rumah. Selama tinggal di kavling lebih kurang 7 tahun, mereka belum mendapatkan sambungan air bersih.
“Memang sebagian warga Kavling Pandawa Mandiri sudah ada yang tersambung, dan biayanya waktu itu tidak semahal ini. Mungkin sekitar Rp2 atau Rp3 jutaan. Harga segitu, sudah ditetapkan kontraktor,” ucapnya.
Tingginya biaya pemasangan saluran air bersih ini, membuat warga mendatangi BP Batam untuk mempertanyakan. Namun, jawaban yang diberikan ngambang dan tidak ada keputusan.
“Tadi ke BP Batam untuk menanyakan harga pemasangan meteran air baru yang mencekik leher warga Kavling Pandawa Mandiri, tapi jawabannya masih ngambang,” kata Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Provinsi Kepri, Parluangan Siregar.
“Masa warga harus menunggu Perda yang dikeluarkan oleh BP Batam tahun depan, mau nunggu berapa lama lagi,” tambahnya.
Menurut Presiden Nato ini, harga yang diberikan kontraktor untuk pemasangan meteran air yang baru mereka yang menentukan sendiri. Padahal, secara undang-undang, negara lah yang mengatur kebutuhan air bagi masyarakat Indonesia, bukan dari pihak swasta.
“Kita miris lihat ini, warganya mau mendapatkan pelayanan air bersih saja sulit, padahal kami tidak meminta gratis, tapi harga yang diberikan sangatlah mahal, harusnya bisa disesuaikanlah,” tegasnya.