Sinar juga menuturkan, produk tepung sagu Sinar ini biasa di pasarkan ke Tanjung Pinang, Batam, Jakarta dan bahkan sampai negeri seberang Malaysia, sebelum pandemi Covid-19 menerjang.
“Sebelum pandemi ini permintaan pasar sangat tinggi. Akan tetapi untuk saat ini karena pandemi dan pemberlakuan PPKM di beberapa wilayah kita kesulitan dalam penjualan dan omset kita juga menurun,” tuturnya.
Sinar menyebutkan memahami dinamikan bisnis di tengah pandemi Covid-19 saat ini tidaklah mudah. Tidak hanya usahanya saja yang terdampak, namun hampir dua tahun ini semua sektor turut merasakan dampak Covid-19.
“Biarpun permintaan pasar turun, produksi kita tetap jalan. Karena kalau tutup akan menimbulkan masalah baru untuk para pekerja. Kita siasati dengan penurunan produksi dan untuk warga sekitar kita jual yang masih basah dengan harga lebih murah dari tepung yang sudah dikeringkan. Itulah salah satu alternatif supaya dapur tetap bisa berasap,” sebutnya
Sinar menjelaskan beruntung, bisa mendapatkan bantuan permodalan dari PT Timah Tbk, karena biaya administrasi yang dikenakan sangat kecil. Tiga bulan pertama belum memikirkan angsuran dan bisa fokus mengembangkan usaha.
“Program ini sangat membantu untuk mengembangkan usaha saya, ini sangat bagus,” jelasnya
Ia berharap, kedepannya PT Timah Tbk bisa membatu promosi produknya agar semakin dikenal masyarakat luas dan meningkatkan penjualan. Sehingga diharapkan bisa meningkatkan pendapatan. (Koko)