Jakarta, Owntalk.co.id – Kementerian Kesehatan telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi dalam menangani pandemi Covid-19. Kerjasama ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa kedokteran dan bidan dalam vaksinasi Covid-19.
Rencana ini telah disambut antusias oleh mahasiswa, melalui survey yang telah diikuti oleh 4.780 peserta, menunjukkan sebanyak 48,7 persen atau 1 dari 2 mahasiswa kedokteran di Indonesia bersedia menjadi relawan vaksinator. Kemudian sebanyak 10 persen menolak dan 40 persen di posisi netral.
Kendati demikian, Slamet Rahardjo, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia menyarankan agar tidak melibatkan mahasiswa yang belum koas dan mempertimbangkan untuk memberdayakan dokter dan bidan swasta di klinik-klinik.
“Tidak perlu melatih lagi. Pelatihan vaksinator kan lama,” ungkap Slamet.
Baca Juga :
- BI Perluas Layanan BI-FAST: Tiga Fitur Baru Tingkatkan Efisiensi Transaksi Digital
- Ditpolairud Kepri Berhasil Bongkar Tiga Kasus Besar Jelang Tahun Baru
- Polda Kepri Jalin Kerja Sama Strategis dengan PT. Bintan Resort Cakrawala
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Nizam, mengungkapkan hingga kini pelibatan mahasiswa kesehatan telah difokuskan untuk mempercepat program vaksinasi di setiap wilayah, sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.
“Dalam menggerakkan relawan mahasiswa, Kemendikbudristek menjamin kesehatan dan keselamatan dari para relawan, serta memberikan pengakuan kredit untuk proses pembelajarannya,” kata Nizam.
Nizam juga menambahkan bahwa hingga saat ini telah tercatat lebih dari 3.000 relawan vaksinator dari Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri, dan program studi kesehatan.
Dalam program ini Nizam mengaku pihaknya akan berhati hati dalam melibatkan mahasiswa dalam vaksinasi covid-19. Selain itu program ini juga telah mempertimbangkan izin orang tua untuk menggerakkan relawan mahasiswa. (Ir)