Rosano pun menjalani masa pendidikannya seperti angkatan-angkatan lain pada umumnya di Magelang. Mulai dari harus hapal Pancasila, garis-garis besar haluan Negara, pembukaan Undang-Undang Dasar yang harus berada diluar otak (benar-benar paham) serta Calon prajurit juga harus paham dan hapal betul 4P (Pedoman, Penghayatan, Pengamalan, dan Pancasila).
Ada hal yang tak terlupakan bagi Rosano kala ia menjalani masa pendidikannya. Pertanyaan dari Kolonel perihal alasan para training untuk menjadi tentara. Betapa terkejutnya Rosano saat mengetahui jawaban teman-temannya mendapat tamparan manis dari sang Kolonel. Jawaban yang menurutnya itu adalah jawaban umum dan paling tepat untuk menjadi tentara.
“Kamu mau jadi tentara untuk apa?” ujar Kolonel Iskandar.
“Untuk mengabdi pada Negara” jawab teman-teman Rosano kala itu yang mendapat tamparan manis dari sang Kolonel.
“Kamu mau jadi tentara untuk apa?” tanya Kolonel Iskandar kepada Rosano.
“Saya ingin mati dalam tugas Negara,” jawab Rosano saat itu dengan lantang.
Siapa sangka, ternyata jawaban itu yang diinginkan oleh Kolonelnya sehingga ia berhasil selamat dari tamparan manis nan menyakitkan. Berhasil lulus dari pendidikan, Rosano resmi menjabat sebagai Abdi Negara dan mendapat tugas secara berpindah-pindah keseluruh Negara Indonesia.
Pada tahun 1999, sampailah Rosano di Batam untuk melanjutkan tugasnya. Dirinya mendapat perintah untuk mengawal dan menjadi pengaman ketat untuk anak keluarga besar dari mantan menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan mantan wakil presiden, Boediono. Bahkan Rosano kerap bolak balik Batam untuk mejalankan tugasnya sebagai Abdi Negara. Berbagai daerah di Batam pun pernah menjadi tempat singgah untuk terlelap dimalam hari bagi Rosano. Mulai dari Muka Kuning, Tiban, Bumi Lancang Kuning, Jodoh hingga Bengkong.
Hingga suatu saat Rosano berhenti dari tugasnya sebagai Tentara, Rosano bahkan mendirikan sebuah organisasi pemberantas narkoba bernama LSM Berlian pada tahun 2016 dan LSM SRK pada tahun 2019.
LSM Berlian sendiri merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang anti narkoba serta LSM SRK yang memihak pada hak rakyat guna menciptakan rakyat adil makmur dan penegak hukum yang berkeadilan.
“Kedua LSM ini saya bentuk untuk mengcover dan menjembatani pemerintah kota dan provinsi dalam upaya membangun rakyat yang makmur serta penegak hukum yang adil. Bak pepatah, politik harus menguasai dua ilmu untuk dapat berjalan. Pertama politik ilmu sejadah dan politik ilmu haram jadah,” tutur pria berumur 56 tahun itu.
Alasan Rosano mendirikan LSM Berlian dikarenakan Batam yang terkenal dengan maraknya Narkoba kala itu. Sehingga dirinya tertantang untuk dapat memberantas kasus tersebut. Rosano membangun sebuah diskotik di daerah Nagoya untuk dapat terjun langsung dan mengamati secara langsung bagaimana proses transaksi narkoba, siapa saja yang terlibat dalam proses transaksi yang merugikan diri dan Negara ini.
“Saya ajak teman-teman yang dapat bergabung dengan saya untuk membangun diskotik dan memberantas kasus narkoba. Saya pegang narkoba itu. Saya pengen tahu ambilnya dimana, prosesnya seperti apa, transaksi pembayarannya seperti apa, kita harus berhadapan dengan siapa dan bagaimana operasi diskotik tersebut,” jelas Rosano saat diwawancarai Owntalk.
“Setelah buka diskotik, saya pegang obat-obatan, di saku saya itu narkoba. Karena saya pengen tahu betul. Berani berbuat ya berbani bertanggung jawab. Saya jalani pengangkapan yang terjadi pada diri saya waktu itu. Proses harus jalan,” tutup Rosano.
Saat ini, Rosano masih berkutat dalam kegiatan-kegiatan di seputar kepentingan masyarakat.
Riwayat Pendidikan:
– SD N 12 Parepare, Sulawesi Selatan
– SMP N 3 Parepare, Sulawesi Selatan
– SMA N 2 Parepare, Sulawesi Selatan
– Pendidikan AKABRI, Magelang
Riwayat Organisasi:
– Pendiri LSM Berlian
– Pendiri LSM Suara Masyarakat Keadilan
– Paguyuban Himpunan Keluarga Sulawesi Selatan
– Ketua Bapilu Golkar
– Demokrat
Ditulis Oleh: Juni Zarlina