Utusan Sarumaha, SH merupakan putera kebanggaan warga Nias yang ada dikota Batam. Pasalnya, lelaki yang lahir di desa kecil Hilisataro kecamatan Toma, Kabupaten Nias Selatan, provinsi Sumatra Utara itu adalah putera pertama Nias yang menduduki kursi DPRD kota Batam dengan perolehan suara murni dari proses pemilihan.
Anak dari pasangan Anunehesi Sarumaha dan Yurimani Nakhe itu duduk di kursi legislatif kota Batam menjadi refresentatif masyarakat dari kendaraan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Sebelum menjadi politisi, Utusan sudah bekerja sebagai pengacara di kota Batam. Rata-rata kasus yang ditangani Utusan adalah kasus kriminal dan menyedot perhatian warga Batam. Dalam beberapa kasus populer tersebut, Sarumaha selalu berhasil meyakinkan hakim untuk memberikan keputusan yang adil pada pelaku-pelaku tersebut.
Namun, nama besar dan jabatan itu tak serta-merta datang dengan sendirinya. Di balik manisnya kisah karir politik Utusan hari ini, ada perjalanan hidup yang pahit dibelakangnya.
Suami dari Rotua Rosdiana Manurung itu lahir di desa kecil Hilisataro. Sebuah desa kecil di pulau Nias dengan kondisi kehidupan yang kurang beruntung. Maklumlah, Ayah dan Ibunya hanya sebagai petani desa yang menggarap kebun kecil untuk mencukupi kebutuhan pangan.
Tinggal dirumah papan dan alas tembikar yang mengoyak dimana-mana, Utusan mulai mengerti arti sebuah perjuangan hidup. Sepulang dari sekolah SD nya, dia meletakan tas dan makan siang seadanya, setelah itu berjalan lebih dari 10 kilo meter menyusul orangtuanya yang sedang merawat kebun.
Rutinitas itu berjalan hingga Utusan lulus SMP, Melanjutkan pendidikan SMA, Utusan lantas memutuskan berhijrah ke kota dan melanjutkan pendidikan SMA nya di Kecamatan. Jauh dari keluarga dan demi menghemat pengeluaran, Utusan harus menumpang tidur di rumah keluarga dari orang tuanya.
” Namanya menumpang, kita harus pandai menjaga dirikan, jangan sampai mengecewakan dan membuat pemilik rumah tersinggung, walupun masih keluarga,” kata Utusan pada Own Talk
Agar bisa menumpang tidur lebih lama dirumah itu, Utusan pun berusaha keras untuk bisa mendapatkan hati si pemilik rumah. ketika bangun tidur pagi sekali, Utusan langsung merapikan tempat tidur, membantu mengerjakan pekerjaan rumah dari menyapu ruangan seisi rumah, mencuci piring hingga membakar daundaun kering di halaman rumah.
Tak cukup lama setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Utusan bergegas merapikan diri, berkemas hingga berangkat ke sekolah SMAnya. Sepulang dari sekolah, Dia melakukan apa saja untuk bisa menghasilkan uang demi membayar biaya makan dan sekolahnya. Kadang membantu di pasar, kadang mengayuh sepeda ke kebun hingga apa saja agar dapat membantu meringankan biaya pendidikan.
” Itu supaya orang tua tak lagi harus bingung memikirkan biaya dan kebutuhan bulanan saya selama di kota, saya ingin mandiri,” kata Ayah dari Fakta Lawyer Sarumaha dan Dewan Gagas Sarumaha ini.
Dengan tempaan kerja keras untuk lulus pendidikan SMA nya, Akhirnya tahun 2004, Utusan Sarumaha menamatkan pendidikannya di kecamatan itu. setelah itu, Utusan memutuskan untuk merantau ke Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat utnuk menyusul kedua orang tuanya yang telah lebih dulu kesana.
Ini kali pertama Utusan meninggalkan pulau Nias dan menjejakkan kakinya di tanah perantauan. Selama enam bulan di Pasaman Barat, Utusan mencoba bekerja di kebun Kelapa Sawit. Namun, setelah itu, dia putuskan untuk terbang lebih tinggi, merantau dan mengejar cita-citanya di kota Hang Nadim.
” Saya bercita-cita menjadi pengacara, sehingga saya putuskan berhenti dari kebun sawit itu dan menuju Batam untuk mencari pekerjaan dan kuliah disana,” kenang dia pada Own Talk.
Namun, setiba di Batam ternyata keberuntungan belum berpihak pada Utusan saat itu. dengan menenteng ijazah SMA nya, Utusan kalah bersaing dengan pekerja lain yang ternyata di rekrut dari luar kota Batam. Kalaupun ada yang Perusahaan yang membutuhkan pekerja, yang menjadi prioritas adalah yang memiliki orang dalam (pekerja dari perusahaan).
Kondisi itu lah yang membawa Utusan kembali memutar otak untuk bisa berjuang membiaya pendidikan Sarjana nya di Universitas Batam.
Tak ambil pusing dengan status pekerjaan, Utusan memilih menjadi Kernet angkot jurusan Dapur 12 – Jodoh untuk bisa membiayai pendidikan sarjananya.
Akhirnya, setelah selama 4 tahun berjuang dan menekuni pilihannya, Utusan menamatkan pendidikan sarjananya dan di tahun 2008 resmi menyandang gelar Sarjana hukum.
Di tahun 2009 Utusan mengikuti pendidikan Advokat dan dilantik menjadi Advokat (Pengacara) pada tahun 2010. Selama 9 tahun beracara di pengadilan, pada tahun 2019 Utusan mencalonkan diri menjadi anggota DPRD kota Batam dan berhasil menjabat anggota DPRD kota Batam untuk periode 2019/2024.
Dalam menjalani kehidupannya, Utusan selalu menanamkan keinginan yang kuat untuk terus memiliki motivasi untuk maju. “Keterbatasan bukan sebagai alasan untuk kegagalan mencapai kesuksesan, Kehidupan tak boleh berhenti, kehidupan yang hidup adalah kehidupan yang memberikan manfaat kepada banyak orang lain,”
Riwayat Pendidikan
Utusan mengenyam pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Keatas di Desa Hilisataro kecamatan Toma, Kabupaten Nias Selatan, provinsi Sumatra Utara. Setelah itu dia meraih gelar Sarjana Hukum (SH) nya di Universitas Batam (Uniba) pada tahun 2008.
Riwayat Jabatan
- Staf di kantor Advokat Charles Lubis, SH & Rekan (2005-2007)
- Pengacara sejak tahun 2010
- Anggota DPRD kota Batam 2020-2024
Riwayat Organisasi
- Ketua Osis SMP Negeri Hilisataro (2000)
- Ketua Pelajar Hilisataro (2002-2003)
- Ketua Ikatan Pemuda Nisel Batam (2008-2009)
- DPD Pengurus Daerah Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI) Kepri (2015-2017)
- Plt Ketua DPD Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI) Kepri (2019-2023)
- Wakil Ketua DPC Hanura Batam (2018-2019)
- Bendahara DPC Hanura Batam (2019-2025)
- Ketua Fraksi Hanura DPRD kota Batam (2019-2024).
Referensi lainnya :
https://owntalk.co.id/2019/08/29/hari-ini-50-anggota-dprd-kota-batam-dilantik/
https://owntalk.co.id/2019/08/28/wajah-dprd-kota-batam-yang-akan-dilantik-besok-periode-2019-2024/.