Jakarta, Owntalk.co.id – Harga Bitcoin jatuh ke level terendah dalam tiga minggu pada perdagangan Jumat (22/1). Di sesi perdagangan bursa Asia, Harga Bitcoin Turun ke bawah US$ 30.000 btc untuk pertama kalinya sejak 1 Januari 2021.
Disadur dari Bloomberg, Jumat (22/1) pukul 07.40 WIB, harga Bitcoin berada di level US$ 29.645 per btc.
Posisi turun melemah 5,03% di bandingkan hari sebelumnya yang berada di US$ 31.217 per btc.
Bahkan, pada perdagangan pagi ini, harga Bitcoin sempat anjlok ke level US$ 29.300 per btc.
Dalam sepekan, harga bitcoin pun sudah anjlok 18,24%. Aksi profit taking di anggap jadi biang keladi koreksi harga Bitcoin.
Namun pelaku pasar juga memperingatkan bahwa Harga Bitcoin Turun di bawah US$ 30.000 dapat terjadi setelah Bitcoin melonjak 300%di tahun lalu.
Berita Ini Juga Menarik Dibaca !
- Batam Raih Juara Umum STQH XI Kepri 2025, Siap Tampil di Tingkat Nasional
- Wajah Buram Perlindungan PRT di Batam, Ketua Grib Jaya Batam: Ini Tamparan Bagi Kita Semua
- PK NTT Kota Batam Pastikan Dua Tersangka Penganiayaan ART Intan Sudah Ditahan, Tak Ada Perdamaian
- Pastikan Layanan Kesehatan Berjalan Optimal, Ketua DPRD Kepri Tinjau Langsung Pelayanan Dua RS di Batam
- Wali Kota Batam Prihatin Kasus Penganiayaan ART Intan, Kirim Utusan Jenguk Korban di RS Elisabeth
“Level saat ini terlihat rentan dan setelah tembus di bawah US$ 30.000 adalah berita buruk bagi Bitcoin dan mata uang kripto lainnya,” kata analis pasar Oanda Craig Erlam dalam sebuah catatan yang di kutip Bloomberg.
Dia menambahkan, “saya tidak terkejut jika nanti harga Bitcoin akan mengetes ke level US$ 20.000 dalam waktu yang tak terlalu lama.”
Sebelumnya, harga Bitcoin mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Uang digital ini telah melebihi nilai Visa (V) atau Mastercard (MA), bahkan Walmart (WMT). Lonjakan ini menjadi rekor baru cryptocurrency yang 11 hari lalu terus melonjak dari nilai US$ 20 ribu.
Kenaikan nilai bitcoin di dorong beberapa faktor, di antaranya banyak investor yang telah berinvestasi ke dalam bitcoin atau cryptocurrency lainnya selama pandemi COVID-19. Hal itu di sebabkan karena Federal Reserve yang menetapkan suku bunga mendekati nol selama pandemi dan di prediksi akan berjangka panjang. Hal itu tentu melemahkan nilai tukar dolar AS.
Meski di dunia jumlah bitcoin memiliki batasan, investor percaya jika bitcoin habis nilai mata uang digital ini tetap terus meningkat. Optimisme melonjaknya bitcoin juga di dorong oleh banyaknya investor kelas kakap yang menimbun uang digital ini, serta bertambahnya perusahaan keuangan yang telah mengizinkan transaksi bitcoin.
Seperti pimpinan di BlackRock (BLK) baru-baru ini mengatakan cryptocurrency dapat menggantikan emas, dan dua perusahaan keuangan Square (SQ) dan PayPal (PYPL) telah mengizinkan transaksi bitcoin.
Namun, sejumlah pihak memperingatkan untuk tetap berhati-hati dalam menghadapi lonjakan bitcoin. Pendiri Skybridge Capital, Anthony Scaramucci mengatakan bitcoin adalah aset yang mudah berubah dan berisiko. Dia memprediksi bitcoin tiba-tiba bisa jatuh 20% hingga 50%.
“Anda harus sangat berhati-hati,” tambahnya.
Namun setelah itu, volatilitas kian meningkat dan membuat aset digital ini mengalami koreksi signifikan. (***)