Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat Hingga Rp5.817 Triliun

berita terkini batam
Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat Hingga Rp 5.817 Triliun (foto: Owntalk)

Jakarta, Owntalk.co.id – Pada kuartal IV 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kini mencapai US$ 417,5 miliar atau setara dengan Rp 5.817,02 triliun (kurs Rp 13.933 per dolar AS).

Secara tahunan, jumlah utang Indonesia meningkat sebanyak 3,5 persen atau sebanyak US$ 404,3 miliar pada kuartal IV 2019 lalu.

Erwin Haryono selaku Kepala Departemen Komunikasi BI menyampaikan peningkatan utang ini berasal dari utang pemerintah bank sentral yang mencapai US$ 209,2 miliar dan juga utang swata termasuk BUMN sebanyak US$ 208,3 miliar.

Untuk diketahui dari kuartal IV 2020 kemarin, utang pemerintah tumbuh hingga 3,3 persen atau mencapai US$ 206,4 miliar. Kenaikan utang pemerintah ini terjadi dikarenakan penerbitannya Surat Berharga Negara (SBN) di pasar keuangan.

Agar dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah melakukan penarikan utang.

“Ada penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).” kata Erwin.

Erwin juga mengatakan sekitar 23,9 persen dari ULN pemerintah, akan digunakan untuk pembelanjaan di sektor kesehatan dan kegiatan sosial.

Beberapa persen dari utang tersebut juga akan digunakan untuk konstruksi sebesar 16,7 persen, sektor jasa pendidikan sebesar 16,7 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,1 persen, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 11,9 persen.

Hingga kini sebesar 3,8 persen utang swata tumbuh setiap tahunnya. Akan tetapi, sejak kuartal III 2020 lalu pertumbuhan utang kian melambat secara tahunan mencapai 6,2 persen.

Selain itu, BI juga telah mencatat total ULN kini mencapai 39,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Rasio ini meninggkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 38,1 persen.

(Jul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *