Kritik itu berkaitan dengan pernyataan Fachrul Razi yang menyebut bahwa radikalisme bisa masuk ke masjid melalui orang-orang yang berpenampilan baik atau good looking.
“Jangan lagi muncul isu-isu radikalisme. Kalau tidak ada radikalisme, tidak akan pernah Namrud berjumpa dengan Ibrahim. Jika tidak ada radikalisme, Musa tidak akan bertemu dengan Firaun. Jika tidak ada radikalisme Muhammad tidak akan bertemu Abu Lahab, Abu Jahal,” ujarnya mengawali “ceramah” dengan nada tinggi.
Dia lantas menjelaskan bahwa radikalisme adalah akar dari persoalan teologis. Kekeliruan terjadi saat radikalisme digunakan dalam konteks politik, sehingga menghancurkan peradaban.
“Kalau menggunakan radikalisme untuk mengacau negara itu kita lawan. Karena Islam itu mengajarkan persatauan bangsa itu fardhu ain, hubbul wathon minnal iman,” terangnya
Baca Selanjutnya
Dia pun meminta…