Jakarta, owntalk.co.id – Facebook Inc dapat dipaksa menjual aset berharganya yakni WhatsApp dan Instagram setelah komisi perdagangan Federal AS dan hampir setiap Negara bagian AS mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan media sosial tersebut, Kamis (10/12).
Mereka mengatakan, Facebook menggunakan strategi “beli atau kubur” untuk mengambil keputusan terkait persaingan dan menekan pesaing yang lebih kecil.
Dengan pengajuan tuntutan hukum pada hari Rabu, Facebook menjadi perusahaan teknologi besar kedua yang menghadapi tantangan hukum besar tahun ini setelah Departemen Kehakiman AS menggugat Google Alphabet Inc pada bulan Oktober.
Dilansir dari Reuters.
Tuntutan hukum tersebut menyoroti konsensus bipartisan yang berkembang untuk meminta pertanggungjawaban Big Tech atas praktik bisnisnya dan menandai momen kesepakatan langka antara pemerintahan Trump dan Demokrat, beberapa di antaranya telah menganjurkan pembubaran Google dan Facebook.
Atas gugatan yang di ajukan pada, Rabu (9/12/2020) Facebook dituding mengakuisisi pesaingnya, dengan fokus pada akuisisi sebelumnya atas aplikasi berbagi foto Instagram seharga $ 1 miliar pada tahun 2012 dan aplikasi perpesanan WhatsApp seharga $ 19 miliar pada tahun 2014. Dilansir dari Reuters.
Regulator federal dan Negara bagian AS mengatakan, akuisisi tersebut harus di batalkan.
Langkah tersebut akan memicu tantangan hukum yang panjang. Karena, kesepakatan telah disetujui beberapa tahun lalu oleh FTC.
“Selama hampir satu dekade, Facebook telah menggunakan dominasi dan kekuatan monopoli untuk menghancurkan saingan yang lebih kecil, memadamkan persaingan, semua dengan mengorbankan pengguna sehari-hari,” kata Jaksa Agung New York Letitia James atas nama koalisi 46 negara bagian, Washington, DC dan Guam. Alabama, Georgia, Carolina Selatan dan South Dakota tidak berpartisipasi dalam gugatan tersebut. Dikutip sari Reuters.
Penasihat umum Facebook, Jennifer Newstead menyebut tuntutan hukum itu ‘sejarah revisionis’ dan mengatakan undang-undang antimonopoli tidak ada untuk menghukum ‘perusahaan yang sukses.’
Ia juga mengatakan, WhatsApp dan Instagram berhasil setelah Facebook menginvestasikan miliaran dolar untuk mengembangkan aplikasi tersebut.
“Pemerintah sekarang menginginkan penyelesaian, mengirimkan peringatan mengerikan kepada bisnis Amerika bahwa tidak ada penjualan yang final,” kata Newstead.
Selain itu, Newstead juga meragukan dugaan kerugian yang disebabkan oleh Facebook, dengan alasan bahwa konsumen diuntungkan dari keputusannya untuk membuat WhatsApp gratis, dan saingan seperti YouTube, Twitter dan WeChat “baik-baik saja” tanpa akses ke platform pengembangnya.
(Unyil)