Sepanjang 2020 Sebanyak 42 Jurnalis Dunia Tewas di Bunuh

berita terkini batam
(Foto: Owntalk)

Jakarta, Owntalk.co.id – Sebanyak 42 jurnalis dan pekerja media tewas terbunuh saat melaksanakan tugas mereka pada tahun 2020 ini, hal itu disampaikan menurut penghitungan tahunan Federasi Jurnalis Internasional pada Rabu, (9/12/2020).

Melansir dari Assosiated Press, saat ini sebanyak 235 orang berada di penjara dalam kasus terkait pekerjaan mereka.

Federasi mengingatkan kepada seluruh jurnalis dan pekerja agar tetap hati hati saat bekerja.

“Penurunan jumlah pembunuhan jurnalis dalam beberapa tahun terakhir tidak dapat menyamarkan bahaya mematikan dan ancaman yang terus dihadapi jurnalis dalam melakukan pekerjaan mereka,” kata Sekretaris Jenderal IFJ Anthony Bellanger.

Dalam tiga dekade IFJ menghitung, 2.658 jurnalis telah terbunuh.

“Ini bukan hanya statistik. Mereka adalah teman dan kolega kami yang telah mengabdikan hidup mereka, dan membayar harga tertinggi untuk, pekerjaan mereka sebagai jurnalis, ”kata Bellanger.

“Kami tidak hanya mengingat mereka tetapi kami akan mengejar setiap kasus, menekan pemerintah dan otoritas penegak hukum untuk membawa pembunuhnya ke pengadilan.” Tambahnya.

Kasus pembunuhan jurnalis paling banyak adalah Meksiko. Seperti di ketahui ada 13 pembunuhan atas jurnalis, diikuti oleh Pakistan dengan lima pembunuhan. Afghanistan, India, Irak dan Nigeria masing-masing mencatat tiga pembunuhan.

Presiden IFJ Younes Mjahed, yang memiliki 600.000 anggota di 150 negara, juga menghitung sejumlah jurnalis yang telah dipenjara, seringkali tanpa dakwaan, oleh pemerintah yang ingin menghindari pengawasan atas tindakan mereka.

“Temuan ini menyoroti pelecehan berat oleh pemerintah yang berusaha melindungi diri mereka dari akuntabilitas dengan memenjarakan jurnalis dan menolak proses hukum mereka,” kata Presiden IFJ Younes Mjahed.

“Jumlah yang mengejutkan dari kolega kami yang ditahan adalah pengingat yang bijaksana akan harga yang harus dibayar wartawan di seluruh dunia untuk mengejar kebenaran demi kepentingan publik.” tambahnya.

Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay mengatakan konferensi Den Haag akan menyoroti peran penting wartawan.

“Para jurnalis tidak hanya menyampaikan informasi penting selama pandemi, mereka juga membantu kami membedakan segala macam kebenaran dari kepalsuan, yang merupakan dasar kontrak sosial kami,” ucapnya.

“Jurnalis di seluruh dunia harus dilindungi lebih baik agar dapat menjalankan perannya sebagai pengawas demokrasi,” tutupnya.

(Unyil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *