Batam, Owntalk.co.id – Ngobrolin persoalan banjir di Batam seperti tidak ada ujungnya. Tiap kali hujan deras semalaman hingga esok harinya, ada saja wilayah yang terendam banjir.
Atau, Banjir beberapajam saja, Sudah ada kendaraan yang mendorong karena mogok.
Banjir menjadi bencana rutin di banyak tempat. Terminologi itu mestinya perlu ditinjau kembali. Bencana kok rutin. Kerutinan ini sesungguhnya menunjukkan ketidakbecusan mengatasi persoalan banjir secara tuntas.
Memang harus disadari, mengatasi persoalan banjir tidak mudah. Intinya perlu keberlanjutan program kebijakan dari waktu ke waktu.
Salah satu program yang menjadi andalan ialah normalisasi aliran sungai di kota Batam. Sungai-sungai dilebarkan dan diperdalam untuk menambah daya tampung sekaligus memperlancar aliran air. Tapi nyatanya ?
Sore Ini, Minggu, (22/11/2020) Batam di gempur Banjir. Sejumlah wilayah diketahui tergenang karena debit air hujan yang deras dan berdurasi agak lama.
Jl S Parman, Sei Beduk. Sejumlah kendaraan roda empat dan dua berhenti dijalan. pengemudi tak bisa melanjutkan perjalanan mereka karena kendaraan keburu mogok direndam air.
Depan Cipta Puri, Tiban – Kota Batam. Genangan air pun terendam setinggi mata kaki orang dewasa. padahal jalan tersebut baru saja dilebarkan oleh pemerintah.
Kemarin, Sabtu, (21/11) Perumahan Barelang, Tanjung Uncang juga di rendam air banjir. Air masuk hingga kedalam rumah dan membasahi alat-alat kelistrikkan.
Betul, bahwa persoalan banjir tidak bisa hanya diatasi dengan normalisasi sungai. Penanganan di hulu juga harus dilakukan. Keduanya tidak bisa dipisahkan.
Pelibatan masyarakat secara luas dengan edukasi yang menggugah kesadaran warga agar tidak membuang sampah sembarangan juga harus intens dilakukan. Apa yang baik lanjutkan, apa yang buruk tinggalkan.
Harus terus menyelaraskan pandangan dan kebijakan. Demi rakyat, sudahi berlangganan bencana banjir.